Strategi Bank Besar Curi Peluang Lonjakan Transaksi Perbankan Digital

Arief Kamaludin|KATADATA
Bank Digital
Penulis: Lavinda
27/1/2022, 13.21 WIB

Ia menjelaskan, Bank Mandiri akan memiliki tiga tipe kantor cabang, yakni kantor cabang flagship, kantor cabang hibrida digital atau hybrid digital, dan kantor cabang dalam format kotak digital atau digital box atau sepenuhnya digital.

"Selain terus kembangkan super app (aplikasi super), kami juga akan tingkatkan strategi pengembangan kantor cabang yang kami punya," ujar dia.

Selain itu, Bank Mandiri juga berfokus pada pengembangan sumber daya manusia (SDM). Pengembangan ini akan diperkuat lewat program Mandirian Siap Jadi Digital. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan karyawan dalam mengadopsi digitalisasi dengan meningkatkan keahlian, memperdalam keahlian, dan cara pandang karyawan.

Menurut Timothy, SDM merupakan salah satu faktor kunci untuk menopang pertumbuan bisnis dalam menghadapi era transformasi digital.

Pada 2 Oktober 2021, Bank Mandiri meluncurkan aplikasi finansial New Livin’ by Mandiri sebagai bagian dari transformasi digital. New Livin’ by Mandiri hadir dengan mengusung konsep cabang dalam genggaman dengan layanan finansial yang komplit, termasuk integrasi layanan anak perusahaan Mandiri Group dan ekosistem digital favorit nasabah.

Aplikasi tersebut juga disebut sebagai langkah nyata perseroan untuk menghadirkan pelayanan perbankan yang komprehensif, layanan keuangan yang lengkap, dan ekosistem terbuka bagi nasabah.

Selain itu, New Livin’ by Mandiri juga terhubung dengan lebih dari 1.800 mitrapembayaran. Transaksi bayar melalui scan QR juga bisa dilakukan di Livin’.

Bank Jago

Chief of Executive (CEO) Bank Jago Karim Siregar mengatakan, pada dasarnya ada tujuh komponen utama dalam bank digital, yakni proses digital, saluran digital, proporsi nilai yang berpusat pada kehidupan, teknologi, data, talenta dan kultur, serta aksesibilitas.

Dalam hal ini, bank digital tidak terbagi berdasarkan demografi. Maka itu, kunci keberhasilannya terletak pada penggunaan aplikasi yang sederhana dan mudah digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat.

"Untuk user interface (layanan antarmuka pengguna) kami saat ini cukup mudah digunakan, dan kami akan terus mengubah desain karena segmen yang menggunakan akan semakin luas," kata Karim dalam webinar digital, Rabu (26/1).

Menurut Karim, Bank Jago mendesain seluruh aktivitas perbankan menggunakan cara digital di seluruh area. Perusahaan juga memanfaatkan kerja sama dengan sejumlah merchant untuk melengkapi layanan pada aplikasi finansialnya.

"Talenta kami juga hybrid atau campuran dr praktisi perbankan dan profesional teknologi yang mengerti teknologi digital sehingga kita bisa menyediakan produk dan layanan," katanya. 

Bagi generasi tua, Bank Jago juga berupaya melakukan edukasi untuk meningkatkan kepercayaan dalam bertransaksi perbankan secara digital.

Bank Syariah Indonesia

Achmad Syafii, Direktur Teknologi Informasi dan Operasional BSI menyampaikan perusahaan memiliki strategi Bionic Banking. Layanan perbankan ini terbagi menjadi dua.

Pertama, layanan yang bersifat Less -Complex (sederhana), artinya produk-produk yang bisa dilakukan dengan cara sederhana dialihkan menjadi digital, yaitu melalui Mobile Banking. Kedua, mengoperasikan layanan yang bersifat kompleks.

"Untuk layanan less complex, mulai dari layanan onboarding atau pembukaan rekening di awal dilakukan secara biometrik. Jadi calon nasabah tidak perlu datang lagi ke cabang," kata Achmad.

Achmad menyaradi bahwa aktivitas perbankan digital sepenuhnya harus didukung oleh proses yang ada di belakang. Dalam hal ini, aplikasi digital turut menjadi andalan. 

Halaman:
Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi