Terra Luna merupakan proyek berbasis blockchain yang dikembangkan oleh Terra Labs di Korea Selatan. Blockchain Terra bertujuan melacak nilai dolar AS. Koinnya disebut stablecoin, seperti Tether dan USDC.

Sebelum kejatuhannya, Terra Luna masuk dalam 10 aset kripto dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar di dunia. Pada awal April lalu, nilai kapitalisasi pasarnya menyentuh Rp 585,8 triliun.

Atas penurunan yang tajam itu, Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen memperingatkan mengenai bahaya investasi di aset digital, terutama aset kripto. Menurutnya, kejatuhan harga Terra Luna yang spektakuler menunjukkan ‘bahaya’ koin digital. Departemen Keuangan Amerika juga tengah mengkaji masalah ini.

Selain itu, dia mengungkapkan potensi pembuatan peraturan baru. "Saya tidak akan menggolongkannya [penurunan harga] pada skala ini sebagai ancaman nyata terhadap stabilitas keuangan," kata Yellen kepada anggota parlemen di Komite Jasa Keuangan parlemen, dikutip dari Bloomberg, Jumat (13/5).

"Tetapi mereka (kripto) tumbuh sangat cepat dan mereka menghadirkan jenis risiko yang sama yang telah kita ketahui selama berabad-abad sehubungan dengan bank run," tandas Yellen.

Halaman:
Reporter: Syahrizal Sidik