Rupiah Menguat 14.726/US$, meski The Fed Agresif Naikkan Bunga 75 Bps

Pexels/Robert Lens
Uang rupiah
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Lavinda
16/6/2022, 09.45 WIB

Nilai tukar rupiah dibuka menguat tipis tiga poin ke level Rp 14.742 per dolar AS di pasar spot pagi ini. Meski demikian, analis memperkirakan rupiah bakal berbalik melemah setelah The Fed memberi sinyal peluang kenaikan 75 bps lagi pada pertemuan bulan depan.

Mengutip Bloomberg, rupiah melanjutkan penguatan ke level Rp 14.726 pada pukul 09.20 WIB. INi semakin jauh dari posisi penutupan kemarin yang anjlok hingga Rp 14.745 per dolar AS.

Sejumlah mata uang Asia lainnya perkasa terhadap dolar AS pagi ini meski ada pengumuman The Fed. Won Korsel menguat 0,52% bersama peso Filipina 0,19%, yuan Cina 0,28% , ringgit Malaysia 0,35% dan dolar Hong Kong 0,01%. Sebaliknya, yen Jepang anjlok 0,57% bersama dolar  Taiwan dan dolar Singapura 0,14%, rupee India 0,09% dan baht Thailand  0,52%.

Analis pasar uang Ariston Tjendra memperkirakan rupiah akan kembali tertekan, setelah The Fed mengumumkan kenaikan bunga acuannya 75 bps pada pertemuan semalam. Rupiah diramal melemah ke kisaran Rp 14.700-Rp 14.780 per dolar AS.

Meski kenaikan bunga 75 bps sudah sesuai ekspektasi pasar, tapi The Fed kembali memberi sinyal bahwa kenaikan 50 atau 75 bps bisa kembali dilakukan bulan depan. Ini memberi sinyal bahwa The Fed berani mengambil langkah yang lebih agresif dari perkiraan sebelumnya.

"Sikap the Fed ini bisa mendorong penguatan dolar AS lagi terhadap nilai tukar lainnya ke depan," kata Ariston, Kamis (16/6).

Seperti diketahui, kenaikan bunga menjadi senjata The Fed untuk meredam lonjakan inflasi di AS yang kian tak terbendung. Setelah sempat turun tipis pada April, laporan terbaru menunjukkan inflasi Mei kembali naik ke 8,6% YOY, rekor tertinggi sejak Desember 1981.

Suku bunga acuan The Fed pada akhir tahun diperkirakan mencapai level 3,4%, sesuai dengan titik tengah kisaran target ekspektasi anggota pembuat kebijakan The Fed. Perkiraan ini 1,5 poin persentase lebih tinggi dibandingkan perkiraan Maret lalu. Kenaikan diramal berlanjut tahun depan dan berada di level 3,8%.

Meski begitu, aset berisiko seperti indeks saham terpantau rebound pagi ini karena The Fed mengumumkan kenaikan bunga acuannya yang sesuai ekspektasi pasar. "Sentimen tersebut mungkin bisa menahan pelemahan rupiah terhadap dolar AS hari ini," kata dia.

Sementara itu, analis DCFX Lukman Leong melihat pengumuman The Fed semalam justru memberi sentimen penguatan ke rupiah. Karenanya, kurs garuda diperkirakan bisa terapresiasi ke rentang Rp 14.650-Rp. 14.850 per dolar AS.

"Rupiah diperkirakan akan menguat hari ini oleh koreksi pada dolar AS dan turunnya yield obligasi AS menyusul keputusan the Fed menaikkan 75 bps yang sesuai dengan harapan dan antisipasi pasar," kata dia kepada Katadata.co.id.

Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) kemarin merilis data surplus neraca perdagangan sebesar US$ 2,9 miliar, anjlok dari bulan sebelumnya yang melampaui US$ 7 miliar. Meski demikian, realisasi ini masih bisa memberikan sentimen positif ke rupiah karena berlanjutnya tren surplus dagang selama 26 bulan beruntun.

Reporter: Abdul Azis Said