Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan, penyaluran kredit perbankan ke industri pariwisata mencapai Rp 128,2 triliun hingga September 2023.
“Penyaluran kredit perbankan ke sektor penyediaan akomodasi, penyediaan makanan dan minuman yang merupakan bagian dari industri pariwisata per bulan September 2023 mencapai Rp 128,2 triliun atau tumbuh 4,57% yoy, yang tertinggi sejak Agustus 2021,” kata Purbaya dikutip dari Antara, Sabtu (16/12).
Purbaya menilai, bahwa angka tersebut masih terlalu kecil. Seharusnya penyaluran kredit perbankan untuk sektor pariwisata di tanah air bisa di atas Rp 500 triliun.
Hal itu mengingat besarnya potensi industri pariwisata mulai dari sektor perhotelan, transportasi, hingga variasi destinasi wisata. Bisnis-bisnis tersebut membutuhkan dukungan finansial dari perbankan dalam pengembangan infrastruktur, perbaikan layanan dan meningkatkan kualitas produk pariwisata secara keseluruhan.
“Kalau kita lihat total DPK (Dana Pihak Ketiga) sekitar Rp 8.000 triliun, kalau LDR (Loan to Deposit Ratio) sebesar sekitar Rp 7.700 triliun, jadi Rp 128 triliun itu masih terlalu kecil,” ujarnya.
Sementara berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), DPK perbankan mencapai Rp 8.147 triliun dengan rasio simpanan terhadap kredit (LDR) sebesar 83,92%.
Prospek Kredit di Sektor Pariwisata
LPS mendorong industri perbankan untuk menyalurkan kredit ke industri-industri yang berkaitan dengan sektor pariwisata Indonesia. Purbaya memproyeksikan ke depannya, penyaluran kredit ke sektor pariwisata akan tumbuh lebih tinggi karena ekonomi nasional telah pulih pasca Covid-19.
Menurutnya, kebijakan pemerintah masih memainkan peran vital untuk mampu mengembangkan pariwisata Indonesia.
“Kalau didorong, bisa lebih cepat lagi (pertumbuhan kredit), tergantung fokus program pemerintah seperti apa, saya pikir saat ini (kebijakan) sudah bagus, tapi saya pikir bisa lebih cepat lagi,” kata Purbaya.
Dalam sambutannya, Purbaya juga menyampaikan bahwa industri pariwisata merupakan salah satu sumber devisa bagi Indonesia melalui aktivitas ekspor jasa.
Berdasarkan data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), industri pariwisata menghasilkan devisa mencapai US$ 6,72 miliar pada tahun 2022. Tren positif tersebut berlanjut hingga tahun 2023, di mana industri itu telah menghasilkan penerimaan devisa sebesar US$ 6,08 miliar hanya dalam semester pertama 2023.