PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) melangsungkan Rapat Umum Perdana Saham Tahunan atau RUPST pada Jumat (17/5). Salah satu mata acara yang akan dibahas mengenai penggunaan laba bersih tahun buku 2023.
Seiring dengan dijalankannya RUPST, berdasarkan data perdagangan sampai dengan pukul 13.10 WIB, harga saham BRIS menguat 0,79% ke level Rp 2.560 dari level harga penutupan kemarin yakni Rp 2.540.
Volume saham yang diperdagangkan tercatat 14,64 juta dengan nilai transaksi Rp 37,19 miliar. Sementara itu, frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 5.396 kali. Sementara kapitalisasi pasarnya yaitu Rp 118,09 triliun.
Bila melihat secara histors, bank syariah BUMN ini menyetujui pembagian dividen tunai Rp 426,01 miliar dari laba tahun buku 2022, atau dengan rasio dividen yang dibagikan merupakan 10% laba.
Dari nilai tersebut, besaran dividen per lembar saham BSI yakni Rp 9,24. Direktur Utama BSI Hery Gunardi saat itu menjelaskan sebesar 70% laba tahun buku 2022 akan dialokasikan sebagai laba ditahan.
“Sejalan dengan dukungan pemegang saham dan momentum pertumbuhan ekonomi, kami meyakini kinerja BSI akan terus membaik. Ke depan, kami akan terus memacu pengembangan bisnis dan layanan agar dapat memenuhi ekspektasi nasabah dan seluruh stakeholder perseroan,” kata Hery dalam konferensi pers hasil RUPST, Senin (22/5) tahun lalu.
Adapun menurut kabar terbaru, kebijakan internal BSI menetapkan rasio dividen sebesar 25%. Sehingga jika diakumulasikan dari laba bersih 2023 yaitu Rp 5,7 triliun, dividen yang akan diberikan perusahaan pelat merah ini Rp 1,42 triliun. Namun demikian, keputusan pembagian dividen BRIS masih menunggu persetujuan para pemegang saham hari ini.