Sri Mulyani Minta OJK Naikkan Literasi dan Inklusi Keuangan Jadi 100%
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meningkatkan literasi keuangan dan inklusi keuangan menjadi 100%. Berdasarkan data Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan atau SNLIK 2023, inklusi keuangan masyarakat Indonesia mencapai 75,02%. Adapun literasi keuangan masyarakat mencapai 65,4%.
Sri Mulyani memberi tantangan kepada Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar untuk memenuhi target tersebut selama periode kepemimpinannya. Mahendra menjabat sebagai Ketua DK OJK hingga 2027.
"Masih 25% lagi the last mile untuk inklusinya, dan untuk literasinya masih half way to go. Itu seharusnya bisa dicapai dalam waktu selama Bu Kiki (Frederica Widyasari Dewi) dan Pak Mahendra di OJK, Janji ya, Pak?" tanya Sri Mulyani dalam acara "Ibu, Anak, dan Keluarga Cakap Keuangan di Gedung Dhanapala Kementerian Keuangan, Selasa (25/6).
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi, yang akrab disapa Kiki, merespons positif target dari Sri Mulyani.
"Saya melihat dari sisi Bu Sri Mulyani memberikan target kepada kami untuk bersama-sama meningkatkan literasi dan inklusi masyarakat Indonesia," tuturnya.
Kiki mengatakan OJK menggerakkan masyarakat untuk bisa mengerti dan memahami bidang keuangan. Kalau ada kerja sama yang baik antara OJK dan masyarakat, Kiki berharap tingkat literasi dan inklusi akan semakin meningkat.
Namun, Kiki tidak bisa menyebut persentase target inklusi dan literasi hingga akhir 2024 ini. Ia mengaku harus mengkaji lagi data-data yang ada dan berdiskusi dengan seluruh pemangku OJK.
"Tapi kalau kita lihat, memang Indonesia itu tidak gampang," tuturnya. Kiki menilai kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan menyebabkan sulitnya upaya menaikkan literasi dan inklusi keuangan. Apalagi, infrastruktur keuangan belum merata di seluruh Indonesia dan tidak bisa dijangkau dengan mudah,