Pemerintah Godok Merger Grab dan Gojek Demi Ojol, Libatkan Danantara

Katadata/Fauza Syahputra
Pengemudi ojek online (ojol) menunggu pesanan di Jalan Pegangsaan Timur, Cikini, Jakarta, Selasa (16/9/2025).
7/11/2025, 20.40 WIB

Pemerintah tengah menyiapkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara untuk berpartisipasi dalam upaya penggabungan usaha atau merger Grab dan Gojek.

Menteri Sekretaris Negara atau Mensesneg Prasetyo Hadi mengatakan pemerintah tengah menggodok ketentuan yang dapat mengatur merger kedua perusahaan transportasi ojol itu. Pemerintah telah membicarakan rencana ini dengan para pimpinan Grab dan Gojek.

“Danantara ikut terlibat, karena ada proses korporasi yang menjadi bagian dari yang dibicarakan,” kata Prasetyo di Istana Merdeka Jakarta pada Jumat (7/11).

Kabar Grab dan Gojek akan merger sempat muncul pada Juni, namun dibantah kedua perusahaan. Isu itu kini dibahas lagi, menjelang penerbitan Peraturan Presiden alias Perpres ojol oleh Presiden Prabowo Subianto pada akhir tahun ini.

Pemerintah Dukung Grab dan Gojek Merger Demi Ojol

Politikus Partai Gerindra itu menilai rencana merger Grab dan Gojek merupakan bentuk keberpihakan pemerintah kepada para mitra ojek online atau ojol. Prasetyo menganggap merger keduanya bertujuan untuk menjaga keberlangsungan usaha sekaligus menjaga lapangan kerja jutaan mitra pengemudi ojol.

“Perusahaan ini menyediakan layanan, sehingga tercipta tenaga kerja. Saudara-saudara kita yang menjadi mitra itu jumlahnya cukup besar. Kami tersadar bahwa ojol merupakan pahlawan ekonomi,” ujarnya.

Skema peleburan Grab dan Gojek menjadi perusahaan tunggal ini merupakan salah satu pembahasan dalam rancangan Peraturan Presiden atau Perpres yang mengatur status, perlindungan dan tarif untuk pengemudi atau mitra ojol.

“Sedang terus disempurnakan. Dalam artian dilengkapi dari berbagai pihak. Baik teman-teman mitra ojol, serta aplikator,” kata Prasetyo.

Pemerintah Sebelumnya Ingin Gojek Dimiliki Mayoritas Indonesia

Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad mengatakan pemerintah ingin GoTo Gojek Tokopedia dimiliki mayoritas oleh orang Indonesia. Hal ini menanggapi kabar Grab mengkaji untuk mengakuisisi pesaingnya itu.

Politikus Partai Gerindra itu tidak memerinci bagaimana GoTo Gojek Tokopedia dapat dimiliki mayoritas oleh orang Indonesia. Dikutip dari Reuters pada Juni (20/6), saham GoTo dimiliki oleh investor asing 73,90%, termasuk SoftBank Group Jepang dan Taobao Holding, unit dari Alibaba Group Cina, menurut laporan tahunan 2024.

Sisanya dimiliki oleh investor Indonesia. SVF GT Subco (Singapore) Pte Ltd milik SoftBank dan Taobao merupakan dua pemegang saham teratas GoTo, masing-masing memegang 7,65% dan 7,43% saham, menurut laporan tersebut.

Dasco juga tidak mengomentari persyaratan apa pun yang telah ditetapkan pemerintah untuk potensi penggabungan kedua perusahaan berbagi tumpangan alias ride hailing tersebut.

Kabar Grab mengkaji akuisisi Gojek sudah berhembus sejak 2020. Isunya kembali muncul pada 2024 dan awal tahun ini. Bloomberg bahkan sempat melaporkan penggabungan kedua perusahaan ditargetkan selesai pada Kuartal II atau April - Juni.

Namun Grab Holdings Ltd menyatakan tidak sedang menjalin pembicaraan untuk mengakuisisi PT Goto Gojek Tokopedia Tbk saat ini. Perusahaan belum menandatangani perjanjian definitif terkait akuisisi GoTo.

“Indonesia terus menjadi negara yang penting dalam menjalankan misi kami karena kami terus melayani para pelanggan, mitra pengemudi dan mitra merchant di Indonesia,” kata Grab dalam dalam keterangan pers, dikutip Bloomberg, pada Juni (10/6).

Tiga sumber Reuters mengatakan Grab dan GoTo membutuhkan lebih banyak waktu untuk menyepakati kesepakatan setelah pemerintah Indonesia mengajukan sejumlah persyaratan agar rencana itu dapat terlaksana.

"Pemerintah Indonesia sedang mengkaji bagaimana potensi penggabungan tersebut akan berdampak terhadap kesejahteraan kerja dan persaingan pasar di ekonomi terbesar dan terpadat di Asia Tenggara," kata dua sumber yang mengetahui pembahasan tersebut, dikutip dari Reuters, pada Juni (20/6).

Pemerintah juga menginginkan entitas hasil penggabungan tersebut menjamin lebih banyak manfaat, seperti biaya dan bonus yang lebih baik bagi mitra pengemudi, kata salah satu sumber, yang tidak ingin disebutkan namanya karena pembicaraan kesepakatan itu bersifat rahasia.

Namun The Economist menyampaikan, jika Grab dan GoTo Gojek Tokopedia bergabung, maka akan menciptakan raksasa teknologi di Asia Tenggara yang menguasai sekitar empat perlima layanan taksi online dan ojol, serta dua pertiga layanan pesan-antar makanan di Asia Tenggara. Namun, nilainya tetap di bawah induk Shopee, Sea Ltd.

 

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu