PT Global Mediacom Tbk berencana melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu alias private placement pada 24 Agustus 2020. Melalui rencana tersebut, perusahaan membidik tambahan dana sebesar Rp 140 miliar.
Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan oleh Global Mediacom, rencana private placement ini telah mendapat pesetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar 11 Agustus 2020.
Global Mediacom berencana menerbitkan 700 juta saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham dalam aksi korporasi ini. Sementara, harga pelaksanaan untuk private placement ini ditetapkan di level Rp 200 per saham.
Berdasarkan data RTI Infokom, total saham Global Mediacom tercatat sebanyak 15,33 miliar unit saham yang mayoritas atau 50,12% dipegang oleh PT MNC Investama Tbk. Sementara sisanya sebanyak 49,88% dipegang oleh masyarakat.
Di antara 49,88% kepemilikan saham di masyarakat, sebanyak 0,2% dimiliki oleh Komisaris Utama Rosano Barrack. Jumlah yang sama juga dimiliki oleh Direktur Utama Hary Tanoesoedibjo, sementara Direktur Indra Pudjiastuti memiliki porsi 0,14%.
Berdasarkan prospektus yang telah disampaikan Global Mediacom, perusahaan yang bergerak di bidang media dan investasi ini bakal menggunakan dana hasil private placement untuk memperkuat struktur permodalan. Hal ini sejalan dengan rencana perusahaan melakukan pengurangan tingkat utang.
Selain itu, dana ini juga digunakan untuk modal kerja pembiayaan kebutuhan operasional sehari-hari, antara lain untuk pembayaran gaji karyawan, utang usaha, pembiayaan kegiatan operasional, pembelian peralatan dan lain-lain.
Manajemen Global Mediacom mengatakan akan fokus meningkatkan pertumbuhan dan mempertahankan posisi sebagai perusahaan media papan atas di Indonesia.
"Walaupun masih terdapat tantangan kondisi perekonomian, kami tetap yakin dapat meningkatkan nilai tambah bagi seluruh pemegang saham melalui strategi yang baik," kata manajemen Global Mediacom dalam prospektus.
Sehubungan dengan potensi pasar yang masih sangat besar dan strategi perusahaan untuk perluasan pangsa pasar, manajemen Global Mediacom pun mengambil langkah untuk melaksanakan penambahan modal.
Dari sisi kinerja, Global Mediacom membukukan pendapatan sebesar Rp 5,86 triliun sepanjang semester I 2020, turun 7,84% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 6,36 triliun. Penurunan kinerja utamanya disebabkan turunnya pendapatan iklan non-digital, konten dan pendapatan lainnya.
Pada paruh pertama tahun ini, pendapatan iklan non-digital perusahaan tercatat sebesar Rp 3,2 triliun, turun 13,51% dibanding periode yang sama tahun lalu. Sementara pendapatan lainnya tercatat sebesar Rp 273,01 miliar, turun 59,91% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Lalu, pendapatan konten Global Mediacom sepanjang semester I 2020 tercatat sebesar Rp 807,92 miliar. Jumlah ini turun 11,51% dibandingkan semester I 2019.
Meski begitu, Global Mediacom mampu membukukan kenaikan pendapatan iklan digital sebesar 25,84% menjadi Rp 409,08 miliar sepanjang semester I 2020. Pada periode yang sama tahun lalu, pendapatan dari pos ini tercatat sebesar Rp 325,21 miliar.
Selain itu, perusahaan juga mencatatkan kenaikan pendapatan dari TV berbayar dan broadband sebesar 11,87% menjadi Rp 1,73 triliun pada semester I 2020. Pada periode yang sama tahun sebelumnya, pendapatan dari layanan ini sebesar Rp 1,54 miliar.
Sepanjang semester I 2020, kinerja Global Mediacom juga tertekan penurunan penghasilan bunga sebesar 22,35% menjadi 12,81 miliar. Kemudian perusahaan juga mencatatkan kerugian selisih kurs Rp 23,88 miliar, padahal pada periode yang sama tahun lalu perusahaan mencatatkan keuntungan sebesar Rp 87,11 miliar.
Kinerja pendapatan yang turun cukup signifikan ini akhirnya menekan kinerja Global Mediacom secara kesuluruhan. Sehingga sepanjang semester I 2020 perusahaan membukukan laba bersih sebesar Rp 551,65 miliar, turun 7,7% dibandingkan semester I 2019 yang sebesar Rp 597,34 miliar.