Fokus UMKM, BRI Targetkan Pertumbuhan Kredit 7% Tahun Ini

KATADATA
Bank BRI.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
21/1/2021, 20.12 WIB

Untuk mengakselerasi kredit kepada sektor UMKM, Kementerian BUMN selaku pemegang saham BRI, berencana untuk mengkonsolidasikan BRI dengan PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM). Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, ujuan merger tiga BUMN tersebut agar UMKM dapat naik kelas.

"Upaya kami, pengusaha kecil naik kelas. Ultra mikro yang tadinya tidak bankable, naik kelas jadi bankable," ujarnya dalam acara Indonesia Digital Conference 2020 pertengahan tahun lalu. Rencana ini untuk mewujudkan keberpihakan BUMN pada masyarakat kecil.

Selama ini usaha ultra mikro memang sulit mendapatkan pinjaman dari perbankan. PMN dan Pegadaian yang bisa memfasilitasi usaha ini memperoleh permodalan, nilainya masih terbatas. Dengan konsolidasi tiga BUMN ini, usaha ultra mikro yang awalnya hanya mendapatkan pinjaman Rp 2 juta, bisa naik menjadi Rp 50 juta dengan syarat rekam jejak yang baik.

Konsolidasi tiga BUMN di sektor UMKM ini bisa menciptakan efisiensi dan dapat mencegah terjadinya ketidakadilan pemberian bunga. Selama ini pengusaha kecil biasanya mendapat bunga tinggi, sebaliknya pengusaha besar justru memiliki bunga rendah.

Sebagai contoh, Permodalan Nasional Madani (PNM) yang demi memenuhi kebutuhan dana lantas menetapkan bunga pinjaman 9%. Sebaliknya, Bank Rakyat Indonesia (BRI) dengan pasar yang besar memberlakukan bunga pinjaman 3%.

Guna mengefisienkan dan terjadi pemerataan bunga pinjaman, harapannya BRI dengan skala yang lebih besar dapat membantu PNM. Sehingga tercipta sistem bagi hasil yang lebih baik. “Jangan kita ini seperti bandul, malah lebih berat ke (pengusaha) yang kaya. Tetapi yang miskin justru mendapat pembiayaan yang lebih mahal,” ujar Erick.

Halaman: