Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan sekitar 8 sampai 12 anak dan cucu perusahaan pelat merah bakal melantai di pasar modal. Rencana itu akan diwujudkan mulai tahun ini hingga 2023 mendatang.
"Di pipeline, saya tidak mau bilang angka fix-nya, tapi ada 8 sampai 12 (anak-cucu BUMN) yang kami akan go public-kan," kata Erick dalam acara pembukaan perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Kamis (4/2).
Erick mengatakan, dalam langkah pencatatan perdana saham alias initial public offering (IPO) tersebut merupakan bagian dari transformasi BUMN. Upaya itu dilakukan agar anak-cucu BUMN menjadi transparan dan memiliki tata kelola perusahaan yang baik.
"Tetapi bukan sekedar go public, fundamental dan sustainability-nya harus ada. Saya tahu, dari 28 perusahaan (BUMN) yang sudah listing, ada empat yang terengah-engah. Itu yang akan kami perbaiki juga," ujar Erick.
Ia memastikan, perusahaan milik negara yang akan IPO, merupakan perusahaan yang baik dan memiliki strategi jangka panjang. Hal itu diperlukan, untuk membuat investor tertarik menanamkan modalnya di saham BUMN.
Erick yang berlatar belakang pengusaha ini menilai banyak saham BUMN yang 'seksi' karena memiliki roadmap yang jelas saat ini. Dia mencontohkan strategi jangka panjang pada industri mobil listrik, industri digital, dan lainnya yang cukup baik dengan melihat peluang perkembangan di masa depan.
Salah satu anak usaha BUMN yang kabarnya siap untuk IPO adalah PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel). Rencananya, IPO anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) tersebut bisa terwujud pada akhir tahun ini.
Menuju aksi korporasi tersebut, Mitratel pun bersolek. Perusahaan meneken perjanjian jual beli bersyarat (Conditional Sale and Purchase Agreement/CSPA) dengan anak usaha Telkom lainnya, PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel). Mitratel akan membeli 6.050 menara telekomunikasi milik Telkomsel senilai Rp 10,3 triliun.
Anak usaha BUMN lainnya yang berencana IPO adalah PT Adhi Commuter Properti, anak usaha PT Adhi Karya Tbk (ADHI). Sebetulnya perusahaan sudah bersiap melakukan IPO pada tahun lalu. Namun, imbas pandemi Covid-19, perusahaan mengundurkan rencana tersebut.
Adhi Commuter menargetkan mampu mendapatkan dana segar sebesar Rp 2,5 triliun dari IPO ini. Adhi Commuter sebelumnya berencana menggunakan 80% dana IPO untuk membiayai belanja modal alias capital expenditure (capex).