Margin Keuntungan Terus Tumbuh, Laba Bersih Sido Muncul Naik 15%

Katadata
Berbagai jenis jamu produksi PT Sido Muncul.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
8/2/2021, 14.56 WIB

PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) mencatatkan laba bersih senilai Rp 934,01 miliar sepanjang 2020 atau tumbuh hingga 15,64% dibanding 2019 senilai Rp 807,68 miliar. Kenaikan ini sejalan dengan pertumbuhan margin laba perseroan yang terus naik tiap tahun, dari 18,74% pada 2016, menjadi 28% pada 2020

Berdasarkan laporan keuangan, penjualan Sido Muncul sepanjang tahun lalu mencapai Rp 3,33 triliun atau tumbuh 8,74% dari Rp 3,06 triliun pada 2019. Terdapat tiga segmen yang menopang penjualan Sido Muncul tahun lalu. Segmen Jamu herbal dan suplemen, lalu segmen makanan dan minuman, menjadi penopang kenaikan penjualan Sido Muncul.

Di tengah pandemi Covid-19, penjualan jamu herbal dan suplemen Sido Muncul senilai Rp 2,22 triliun atau tumbuh hingga 7,66% dari Rp 2,06 triliun. Sementara, penjualan makanan dan minuman Sido Muncul tercatat Rp 1 triliun atau tumbuh hingga 13,43% dari 886 miliar.

Meski begitu, penjualan produk dari segmen farmasi senilai Rp 108,43 miliar atau mengalami penurunan hingga 7,52% dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp 117,24 miliar.

Selain peningkatan penjualan, efisiensi yang dilakukan perseroan juga berhasil membuat profitabilitasnya naik lebih tinggi. Efisiensi ini membuat kenaikan beban pokok penjualan yang hanya 7,94%, lebih rendah dari pertumbuhan penjualan. Sehingga, laba kotor Sido Muncul pun naik hingga 9,40% menjadi 1,83%.

Aset Sido Muncul per akhir 2020, totalnya mencapai Rp 3,84 triliun atau mengalami kenaikan 9,07% dari total aset per akhir 2019 senilai Rp 3,52 triliun. Total aset lancar Sido Muncul senilai Rp 2,05 triliun atau naik 19,58%. Sedangkan aset tidak lancar senilai Rp 1,79 triliun, turun 0,88%.

Total liabilitas Sido Muncul tercatat senilai Rp 627,77 triliun atau mengalami kenaikan hingga 35% dari tahun sebelumnya. Kenaikan terjadi pada liabilitas jangka pendek atau naik 36,97% menjadi Rp 560 miliar. Sedangkan liabilitas jangka panjang mengalami kenaikan 20,99% menjadi Rp 67,73 miliar.

Saham Sido Muncul yang tercatat di Bursa EFek Indonesia sepanjang 2020 mengalami kenaikan hingga 26,27% menjadi Rp 805 per saham per akhir tahun lalu. Tahun lalu, Sido Muncul sempat melakukan pemecahan nilai (stock split) dari nominal Rp 100 menjadi Rp 50 per 12 September 2020.

Di tengah pandemi, saham berkode SIDO ini sempat turun di harga Rp 470 per saham pada 24 Maret 2020, terendah sepanjang tahun. Sedangkan pada 10 November 2020 tercatat senilai Rp 845 per saham atau tertinggi sepanjang 2020.

Manajemen Sido Muncul menilai, pandemi Covid-19 tahun lalu menyebabkan terjadinya perlambatan ekonomi global dan domestik. Luas dampak tersebut bergantung pada beberapa perkembangan tertentu di masa depan yang tidak dapat diprediksi pada saat ini, termasuk durasi penyebaran wabah, kebijakan ekonomi dan kebijakan lainnya yang diterapkan Pemerintah untuk memberantas ancaman Covid19.

Manajemen terus memantau secara seksama operasi, likuiditas dan sumber daya yang dimiliki Perusahaan, serta bekerja secara aktif untuk mengurangi dampak saat ini dan dampak masa depan dari situasi ini yang belum pernah dialami sebelumnya. Laporan keuangan konsolidasian ini tidak mencakup penyesuaian yang mungkin timbul dari ketidakpastian yang diungkapkan di atas.

Meskipun demikian, setelah tanggal laporan keuangan konsolidasian, manajemen Perusahaan berpendapat bahwa sampai saat ini wabah Covid19 tidak berdampak signifikan terhadap kegiatan operasi Perusahaan.