Pertama Kali Sejak 1998, Kredit BCA Tahun 2020 Turun 2,5%

Arief Kamaludin|Katadata
BCA
Penulis: Ihya Ulum Aldin
8/2/2021, 18.54 WIB

"Meski sudah mampu menciptakan kredit baru Rp 1 triliun lebih, repayment-nya lebih dari Rp 2 triliun per bulan. Jadi tetap saja minus. Ujung tahun, akhirnya consumer loan tetap minus 10%," kata Jahja.

Sementara itu, BCA mampu menyalurkan kredit pada sektor komersial dan UKM senilai Rp 186,8 triliun pada 2020, turun 7,9% dari setahun sebelumnya. Sementara, pembiayaan syariah tahun lalu senilai Rp 5,56 triliun, turun 1,3% secara tahunan.

BCA pun menargetkan kredit pada 2021 mampu tumbuh antara 4-6%. Jahja optimis karena turunnya kredit tahun lalu, bukan disebabkan masalah makro ekonomi seperti perang dagang atau anjloknya ekspor.

"Utamanya karena Covid-19 yang menyebabkan mobilitas masyarakat berkurang. Restoran tutup, daerah wisata, hotel, pasar, dan semua aktivitas ekonomi tutup," kata Jahja.

Laba Bersih BCA Anjlok 5%

Bank swasta terbesar di Indonesia ini mampu mencatatkan laba bersih senilai Rp 27,13 triliun sepanjang 2020. Sayangnya, catatan laba bersih tersebut turun hingga 5% dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya senilai Rp 28,56 triliun.

Padahal, sepanjang tahun lalu, BCA mampu mengantongi pendapatan bunga bersih senilai Rp 54,54 triliun atau mengalami kenaikan 7,3% dibanding tahun sebelumnya. Selain itu, BCA juga mampu menurunkan beban operasi yang mengikis profitabilitas, sebesar 3,1% menjadi hanya Rp 29,33 triliun.

Sayangnya, BCA melakukan pencadangan alias provisi senilai Rp 11,6 triliun pada 2020. Nilai provisi tersebut membengkak 152,3% dibandingkan 2019 yang hanya Rp 4,59 triliun. Padahal, BCA mampu mengantongi laba sebelum provisi senilai Rp 45,42 triliun atau tumbuh 11,2% secara tahunan.

Sepanjang 2020, BCA mampu menghimpun dana pihak ketiga (DPK) senilai Rp 840,75 triliun atau mampu tumbuh 19,3% secara tahunan. Mayoritas DPK tersebut, berasal dari dana murah alias CASA dengan porsi mencapai 76,6%.

Karena DPK yang meningkat tajam namun penyaluran kredit dilakukan secara lebih hati-hati di tengah pandemi, likuiditas BCA mengalami pelonggaran. Terlihat dari rasio kredit terhadap simpanan alias loan to deposit ratio (LDR) yang ada di level 65,8%, melonggar dari 2019 yang di level 80,5%.

Rasio lainnya yang tercatat adalah kualitas kredit (bank only) yang terlihat dari kredit seret alias non-performing loan (NPL). Pada 2020, NPL BCA tercatat di level 1,8%, naik dibandingkan periode yang sama sebelumnya yang ada di level 1,3%.

Halaman: