PT Pegadaian (Persero) menargetkan transaksi digital bisa tumbuh lebih 30% pada 2021. Target ini tidak jauh berbeda dari capaian pertumbuhan transaksi digital pada 2020 yang dikontribusi transaksi di berbagai platform digital, baik yang dikembangkan sendiri maupun kerja sama.
Direktur Teknologi Informasi dan Digital Pegadaian Teguh Wahyono mengatakan pertumbuhan transaksi digital tahun lalu yang di atas 30%, dikontribusi oleh transaksi dari Pegadaian Digital Service. Namun, hasil kerja sama dengan berbagai platform digital juga mampu menumbuhkan transaksi tersebut.
"Termasuk, hasil kerja sama dengan berbagai mitra, termasuk dengan uang elektronik, e-commerce, dan platform digital lainnya," kata Teguh dalam konferensi pers, Rabu (24/2).
Berbagai kerja sama yang sudah dilakukan Pegadaian, bakal diperbesar agar nilai transaksinya bisa tumbuh sesuai target. Tahun ini Pegadaian menargetkan pertumbuhan terjadi tidak hanya di transaksi, tapi cakupan kerja sama layanan digitalnya.
Dengan digitalisasi Pegadaian juga bisa menambah nasabah yang dilayani dengan melakukan berbagai transaksi produk. Terutama di masa pandemi Covid-19 yang mengurangi membuat Pegadaian mengurangi kontak fisik. Salah satu upaya solusinya dengan memperbesar layanan non-fisik dengan kerja sama dengan channel digital.
Pengembangan layanan digital di Pegadaian juga dilakukan untuk menjadi agen inklusi keuangan kepada masyarakat. Pegadaian mendapatkan tugas untuk lebih banyak melakukan inklusi keuangan dan memberdayakan UMKM.
Salah satu upaya dalam meningkatkan transaksi digital tersebut, Pegadaian menggandeng PT Fintek Karya Nusantara yang memiliki platform LinkAja. Dengan kerja sama ini, Pegadaian berharap dapat memperluas layanannya.
Meski begitu, Teguh mengatakan kerja sama dengan LinkAja merupakan tahap awal. Bentuk kerja samanya, nasabah Pegadaian bisa melakukan transaksi melalui aplikasi LinkAja meski masih terbatas.
Melalui aplikasi LinkAja, nasabah bisa membuka tabungan emas di Pegadaian, melakukan penambahan dana atau top up saldo tabungan emas. mengajukan pinjaman di Pegadaian, melakukan pembayaran angsuran, dan termasuk melunasi gadai.
"Memang menggadaikan belum bisa secara digital karena ada proses manual yang harus dilalui sehingga harus tetap melalui outlet maupun aplikasi lain," kata Teguh.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Marketing LinkAja Edward Kilian Suwignyo menyampaikan pentingnya digitalisasi dalam program inklusi keuangan. Melalui platform digital, inklusi keuangan tidak hanya berhenti pada sistem pembayaran saja melainkan masuk ke fase selanjutnya.
"Masyarakat dapat akses berbagai layanan keuangan yang kredibel dengan lebih mudah," ujar Edward.
Untuk mewujudkan hal ini, sinergi berbagai berbagai macam pihak sangat penting, termasuk sinergi lintas BUMN. Saham LinkAja saat ini dimiliki oleh berbagai BUMN, seperti Pertamina, Telkomsel, termasuk bank-bank pelat merah lainnya.
"Dengan kolaborasi yang semakin banyak, luas, dan layanan formal dalam industri keuangan, sehingga membantu ekonomi masyarakat kelas menengah dan UMKM," kata Edward.