Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup turun hingga 0,86% menjadi 6.301 pada perdagangan kemarin, Senin (22/3), di tengah kekhawatiran kembali naiknya imbal hasil (yield) obligasi dan nilai tukar dolar. Sejumlah analis memprediksi penurunan ini bakal kembali berlanjut.
Pada perdagangan hari ini, Selasa (23/3) indeks dibuka naik 0,48% dari penutupan kemarin, ke level 6.331. Hingga 15 menit awal perdagangan pun IHSG masih berada di zona hijau.
"IHSG diprediksi melemah. Pergerakan masih dibayangi oleh kecemasan akan naiknya yield obligasi," kata analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper Jordan dalam risetnya hari ini.
Berdasarkan analisisnya secara teknikal, IHSG hari ini berpotensi melemah dengan rentang support 6.278 dan 6.256. Sedangkan area resistance pada rentang 6.368 dan 6.334.
Menurutnya, sentimen dari dalam negeri masih minim untuk penggerak pasar. Secara teknikal candlestick membentuk formasi evening star mengindikasikan potensi reversal ke tren pelemahan.
Dennies memberikan beberapa rekomendasi saham untuk hold juga sudah memiliki saham tersebut. Seperti PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS), PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), dan PT Indika Energy Tbk (INDY).
Analis Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji Gusta Utama juga mengatakan IHSG hari ini memang berpotensi untuk bergerak melemah. Berdasarkan analisisnya secara teknikal, area support maupun resistance minimum berada pada 6.254 hingga 6.345.
"Terlihat pola downward bar yang mengindikasikan adanya potensi koreksi lanjutan pada pergerakan IHSG hari ini," kata Nafan dalam risetnya.
Adapun sejumlah rekomendasi saham yang dapat menjadi pertimbangan investor hari ini, antara lain PT Astra International Tbk (ASII), PT bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), dan PT XL Axiata Tbk (EXCL).
CEO Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan IHSG hari ini masih berpotensi bergerak terbatas. Berdasarkan analisisnya, rentang level pergerakan IHSG hari ini akan berada di antara 6.260 dan 6.389.
Menurutnya, perkembangan pergerakan IHSG terlihat masih belum dapat menggeser rentang konsolidasi ke arah yang lebih baik. "Namun peluang kenaikan masih terbuka lebar selama support level dapat dipertahankan dengan kuat," kata William.
Ia menambahkan, kuatnya fundamental perekonomian Indonesia yang terlihat dari data yang telah terlansir turut menjadi penopang bagi pergerakan IHSG. "Tapi, hari ini IHSG masih berpotensi bergerak terbatas," ujar William.
William mengatakan beberapa saham bisa diperhatikan oleh investor pada perdagangan hari ini, di antaranya PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), dan PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES).
Di sisi lain, analis Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi mengatakan pergerakan indeks akan semakin moderat setelah IHSG tidak mampu melanjutkan penguatan. Namun, level indeks masih tertahan di level psikologis 6 300.
"Sehingga diperkirakan IHSG bergerak berfluktuatif mencoba menguat dengan support resistance 6.258-6.377," kata Lanjar.
Menurutnya, saham-saham yang dapat dicermati secara teknikal di antaranya PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Indika Energy Tbk (INDY), PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS).