Sunarso mengatakan, sebelum adanya digitalisasi, hal-hal yang kecil yang sifatnya banyak dan massal tidak layak dikerjakan karena tidak efisien. Tapi dengan kehadiran teknologi digital, hal-hal kecil yang tidak efisien tersebut, malah menjadi layak dilaksanakan oleh bank.

"Sehingga, di persaingan bisnis, maka hal yang distinctive (menjadi pembeda) dan spesifik yang menjadi penentu, game changer-nya, yaitu adalah digital," kata Sunarso.

Analis Penyelia Kanaka Hita Solvera Janson Nasrial menilai transformasi menjadi bank digital memang menjadi keharusan bagi perbankan di dalam negeri. Dengan efisiensi melalui digital, biaya operasional dan pendapatan operasional (BOPO) bisa direduksi.

"Sehingga BOPO akan tertekan, efisiensi perbankan terjadi, dan tidak menutup kemungkinan suku bunga turun secara tidak langsung," kata Janson kepada Katadata.co.id, Senin (1/3).

Transformasi digital juga semakin diperlukan karena adanya pandemi Covid-19 yang membuat orang meminimalisasi kontak dengan orang lain. Salah satu langkah untuk menjadi digital, dengan cara merger atau akuisisi oleh pemodal besar.

"Ditambah lagi, dengan adanya pemodal besar, berakibat modal inti bank menjadi tambah besar. Pemodal besar ini melirik unbankable market yang belum tersentuh (layanan bank)," kata Janson.

Halaman: