Perusahaan pertambangan batu bara Grup Bakrie, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) berharap pergantian manajemen baru bisa menggiring kinerja perusahaan lebih sehat ke depan. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) secara daring, Selasa (31/8) diputuskan perubahan komposisi direksi dan dewan komisaris perusahaan.
Untuk komposisi dewan komisaris, pemegang saham BUMI sepakat menunjuk Sharif Cicip Sutardjo sebagai Presiden Komisaris menggantikan Rosan Perkasa Roeslani. Sebagaimana diketahui, akhir bulan lalu Rosan memutuskan untuk mengundurkan diri dari posisinya di BUMI, usai ditunjuk sebagai Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat (AS) oleh Presiden Joko Widodo. Selanjutnya, ada Adhika Andrayudha Bakrie yang diangkat sebagai Komisaris.
Pemegang saham juga mengangkat Adika Nuraga Bakrie atau yang akrab disapa Aga sebagai Presiden Direktur BUMI, menggantikan Saptari Hoedaja yang meninggal 4 Juli 2021. Selain itu, Rio Supin ditunjuk sebagai Direktur yang bertanggung jawab atas proyek yang dilaksanakan emiten tambang batu bara Grup Bakrie tersebut.
Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava mengatakan, manajemen menyambut baik kehadiran Aga sebagai Direktur Utama BUMI yang baru. "Visinya adalah membawa BUMI kembali sehat dan semakin memperkuat kredensial ESG yang sangat baik," katanya dalam pesan singkat kepada Katadata.co.id, Rabu (1/9).
Dileep menjelaskan, kehadiran Aga juga diharapkan dapat mempercepat pembayaran utang dan menurunkan beban bunga, serta memperkuat hubungan dengan mitra bisnis seperti China Investment Bank (CIC). Selain itu, Direktur Utama BUMI diharapkan mampu membangun kembali struktur modal BUMI yang efisien, serta meningkatkan efisiensi menyeluruh di unit operasi perusahaan.
Ke depan, BUMI juga diharapkan bisa terus mendukung program negara khususnya terkait proyek hilirisasi batu bara, serta memperkuat posisi Bumi Resources sebagai kontributor utama devisa negara.
"Fokus utama adalah mendiversifikasi pendapatan di luar batu bara melalui Bumi Resources Minerals (BRMS), yang meningkatkan kapasitas emasnya dan memproduksi logam lain seperti seng dan tembaga," ujarnya.
Dilansir dari laman Bursa Efek Indonesia (BEI), per Juni 2021 BUMI berhasil membukukan pertumbuhan laba periode berjalan sebanyak US$ 6,43 juta. Capaian tersebut berbanding terbalik dari periode yang sama tahun lalu, di mana perusahaan masih membukukan rugi US$ 85,39 juta.
Capaian positif BUMI semester I-2021 berhasil dibukukan meskipun pendapatan perusahaan turun 4,2% ke US$ 421,86 juta, dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni Rp 440,44 juta. Hal tersebut didukung susutnya beban pokok pendapatan BUMI dari US$ 407,79 juta per 30 Juni 2020, menjadi US$ 341,73 juta per 30 Juni 2021.
Melansir RTI, pada perdagangan Rabu (1/9) harga saham BUMI dibuka stagnan di level Rp 54 per saham. Adapun sepanjang tahun ini saham Grup Bakrie tersebut sudah terkoreksi sebanyak 25% dari akhir 2020.