Bisnis Batu Bara MNC Group Bakal Punya Induk Baru

Arief Kamaludin | KATADATA
15/10/2021, 15.33 WIB

Rencana transaksi tersebut merupakan langkah strategis IATA untuk memanfaatkan momentum lonjakan harga komoditas batu bara yang berkelanjutan. Manajemen IATA meyakini, akuisisi tersebut tidak hanya mendongkrak prospek bisnis, tetapi secara signifikan meningkatkan nilai perusahaan.

"Pasalnya, IATA mengubah kepentingan bisnisnya dari sektor transportasi dan infrastruktur ke sektor energi," kata manajemen IATA dalam siaran pers tersebut.

Manajemen IATA mengatakan, dalam beberapa bulan belakangan ini, harga batu bara Newcastle melonjak hingga menyentuh angka US$ 269,5 per ton, harga tertinggi sepanjang masa. Harga saat ini berada di level US$ 245 per ton. Kenaikan ini turut mendorong harga batu bara di Indonesia.

Beberapa pemicu kenaikan substansial tersebut, karena  kenaikan permintaan listrik di Tiongkok, larangan informal Beijing atas impor batu bara dari Australia, lonjakan permintaan listrik di India, dan kenaikan harga gas alam. Adapun faktor lainnya, yakni gangguan pasokan di negara penghasil batu bara seperti Australia, Afrika Selatan dan Kolombia.

Manajemen IATA memprediksi, harga batu bara akan tetap tinggi karena pasokan yang terus menyusut. Permintaan di Tiongkok dan dunia bagian lain terus meningkat, bahkan berpotensi lebih tinggi karena  faktor musim dingin.

Di samping itu, peningkatan permintaan batu bara ke depan juga bakal didorong pembukaan kembali ekonomi pasca pandemi Covid-19. Alasan lain, karena banjirnya pusat penambangan batu bara terbesar Negeri Panda, di provinsi Shanxi.

Menurut data National Bureau of Statistics (NBS) Tiongkok, batu bara merupakan sumber energi utama di sana. Kontribusinya hampir 60% dari total penggunaan energi nasional yang banyak digunakan untuk pemanasan, pembangkit listrik, dan pembuatan baja.

Sementara India telah memerintahkan pembangkit listrik untuk mengimpor 10% batu bara untuk campuran, pembalikan tajam dari arahan sebelumnya untuk menggunakan batu bara domestik.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin