Jokowi Tak Akan Proteksi dan Bantu Lagi BUMN "Sakit": Tutup Saja!

Setkab
Pengarahan Presiden Joko Widodo kepada para direktur utama BUMN, di Ballroom Hotel Meruorah Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Kamis (14/10/2021)
Penulis: Desy Setyowati
16/10/2021, 14.04 WIB

“BUMN infrastruktur dan transportasi, belum," kata Presiden.

Ia menilai, cara beradaptasi yang paling cepat yakni bermitra. Jokowi pun meminta BUMN berkolaborasi dengan perusahaan global guna mengembangkan model bisnis baru.

Jokowi optimistis, dengan potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam beberapa dekade ke depan, banyak perusahaan global tertarik untuk bermitra dengan BUMN. Ia memperkirakan, Nusantara masuk jajaran ekonomi besar dunia dalam 10-20 tahun ke depan.

“Perusahaan global mana yang paling baik? Ajak. Pasti mau dengan kita. Kita sudah dinilai prospek. Dalam 10-20 tahun ke depan akan menjadi ekonomi empat besar dunia. Siapa yang tak mau? Mau semua,” ujarnya.

Selain bermitra, perusahaan milik negara perlu menyiapkan sumber daya manusia (SDM) dan ekosistem bisnis. Ini supaya dapat beradaptasi pada perkembangan teknologi.

Jokowi memberikan waktu satu sampai dua tahun bagi BUMN untuk melakukan perubahan fundamental guna meningkatkan daya saing.

Pada kesempatan itu, ia juga berkomentar soal penggabungan BUMN. “Saya senang Pelindo 1, Pelindo 2, Pelindo 3, Pelindo 4 sudah gabung jadi PT Pelabuhan Indonesia,” kata dia.

Ia optimistis, penggabungan itu akan dapat memperbaiki biaya logistik dan konektivitas antarpulau di Indonesia. Namun, menurutnya yang paling penting dari penggabungan yakni terbentuknya kekuatan besar.

“Kalau bermitra dengan perusahaan luar yang memiliki 'networking', jaringan kuat ke seluruh negara akan jadi kekuatan besar," kata Presiden.

Halaman:
Reporter: Antara