Butuh Modal, Pemerintah Buka Opsi Lepas Saham dan Swastanisasi Garuda

ANTARA FOTO/Ampelsa/wsj.
Pekerja membongkar muat kargo dari pesawat Garuda Indonesia setibanya di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM), Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Sabtu (22/5/2021). Maskapai Garuda Indonesia akan menambah jadwal penerbangan di Provinsi Aceh yang saat ini hanya satu kali dalam sehari jika ada peningkatan penumpang dengan tetap menjalankan prosedur protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran COVID-19.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Maesaroh
9/11/2021, 21.07 WIB

Selain itu, bila pendanaan yang tersedia untuk Garuda masih belum cukup, maka Garuda akan melakukan proses penggalangan dana dari pihak ketiga.

"Ini yang memungkinkan terjadinya dilusi atas kepemilikan pemerintah," kata Mantan Dirut Bank Mandiri tersebut.

Tiko menambahkan, nilai pendanaan di atas masih dapat berubah. Hal tersebut bergantung kepada negosiasi yang dilakukan dengan para kreditur.

Pasalnya, utang Garuda menggunung sehingga ekuitas maskapai nasional itu negatif US$ 2,8 miliar atau sekitar Rp 40 triliun per september 2021.

"Neraca Garuda negatif ekuitas US$ 2,8 miliar, ini rekor. Dulu rekornya dipegang Asuransi Jiwasraya, sekarang disalip Garuda," kata Tiko.

 Ekuitas negatif disebabkan aset yang lebih kecil dari liabilitas.

Berdasarkan data Kementerian BUMN, aset Garuda US$ 6,92 miliar atau sekitar Rp 99 triliun. Sementara itu, liabilitas Garuda mencapai US$ 9,75 miliar atau sekitar Rp 139,4 triliun.

Liabilitas Garuda mayoritas berasal dari utang kepada lessor, nilainya mencapai US$ 6,35 miliar.

Sisanya ada utang kepada bank sekitar US$ 967 juta. Utang dalam bentuk obligasi wajib konversi, sukuk, dan KIK EBA totalnya US$ 630 juta.

Kondisi keuangan tersebut, secara teknikal sudah dianggap bangkrut.

"Sementara dalam kondisi seperti ini, kalau istilah perbankan sudah technically bankrupt (bangkrut secara teknikal), tapi legally (secara legal) belum (bangkrut)," kata Tiko yang mantan Direktur Utama Bank Mandiri.Presiden Direktur PT Indonesia Infrastructure Finance tersebut.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin