Perusahaan energi terbarukan PT Semacom Integrated Tbk (SEMA) menggelar penawaran umum hingga Kamis (6/1). Perseroan menargetkan dana segar Rp 62,46 miliar dari proses penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO).
Berdasarkan prospektus, SEMA akan menerbitkan 347 juta saham senilai Rp 180 per lembar ke publik. Harga pelaksanaan IPO ini merupakan level bawah dari perkiraan Rp 180 - Rp 220 per lembar.
Jumlah tersebut setara 25,76% dari total saham yang dicatatkan. Dengan demikian, kepemilikan saham pemegang saham pengendali (PSP) SEMA, PT Semaocm Global Mandiri, akan terdilusi dari 90% menjadi 66,82%.
Dana segar dari proses IPO akan digunakan perseroan untuk modal kerja seperti pembelian persediaan, biaya riset dan pengembangan, serta biaya pemasaran dan promosi.
SEMA akan resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pekan depan (10/1).
Bersamaan dengan IPO, SEMA juga akan menerbitkan Waran Seri I 173,5 juta saham dengan harga pelaksanaan Rp 230 per waran. Waran Seri I ini akan dibagikan secara gratis kepada pemegang saham baru.
Alhasil, jumlah saham perseroan setelah IPO dan penerbitan waran mencapai 1,52 miliar saham. Sedangkan kepemilikan PSP SEMA akan kembali terdilusi menjadi 59,19% dan saham di publik menjadi 22,82%.
SEMA adalah produsen panel listrik, perakitan baterai listrik, dan energi terbarukan. Perseroan merupakan pemilik lisensi Siemens pertama untuk produksi panel listrik type-tested.
Tahun lalu, SEMA melakukan diversifikasi bisnis ke lini baterai listrik dan energi terbarukan. Perusahaan berencana mengembangkan produk baru terkait energi terbarukan, seperti inverter dan charging control.
Selain itu, SEMA akan melakukan penetrasi ke pasar telekomunikasi dan pusat data (data center).
Pada paruh pertama 2021, penjualan SEMA Rp 60,9 miliar atau naik 33,76% dibandingkan periode yang sama 2020 Rp 45,53 miliar. Laba bersih juga naik lebih dari dua kali lipat atau 123,1% secara tahunan menjadi Rp 5,14 miliar.
Total aset SEMA mencapai Rp 146,95 miliar per paruh pertama 2021. Total liabilitasnya Rp 84,12 miliar, dengan ekuitas Rp 62,83 miliar.