Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir terus melakukan perampingan perusahaan-perusahaan milik negara. Hal ini agar perusahaan BUMN bisa lebih efisien, sehingga kemampuannya dalam mencetak laba lebih besar.
Erick menyebut, saat ini Kementerian BUMN berhasil merampingkan perusahaan BUMN dari sebelumnya sebanyak 108 perusahaan kini menjadi 41 perusahaan. Pada masa kepemimpinannya, Erick menargetkan konsolidasi akan dilakukan bertahap dengan memangkas menjadi tinggal 37 perusahaan saja.
"Kita akan terus mendorong konsolidasi BUMN dari 41 perusahaan ke 30. Ini perlu waktu, karena itu, di masa kepemimpinan saya saya akan fokus dari 41 ke 37," beber Erick, dalam konferensi pers, Kamis (18/3).
Dampak dari konsolidasi itu, menurut Erick sudah dirasakan dari kemampuan perusahaan BUMN mencetak laba bersih. Melalui perubahan model bisnis, Kementerian melakukan konsolidasi perusahaan BUMN dari sebelumnya sebanyak 27 kelompok menjadi 12 kelompok usaha saja.
"Hasilnya bisa kita rasakan sama-sama, laba bersih BUMN tadinya 13 triliun, sekarang menjadi Rp 90 triliun, ini loncatan luar biasa," terangnya.
Meski melakukan perampingan, Kementerian BUMN juga tak lantas berhenti membuka lapangan pekerjaan baru. Saat ini seluruh perusahaan BUMN telah merekrut sebanyak 7.351 sumber daya manusia (SDM) baru yang diharapkan bisa menjadi bagian mentransisikan perusahaan BUMN ke depannya.
"Sekarang dengan disrupsi global baik rantai pasok, digital, dan lain-lainnta, penting sekali kita BUMN untuk juga melakukan transisi secara benar dan tepat. Karena, tugas BUMN tidak lain secara korporasi harus sehat, tapi juga pelayanan publik musti baik," imbuhnya.
Terkait konsolidasi perusahaan, terbaru Erick resmi membubarkan tiga perusahaan pelat merah, antara lain, PT Industri Gelas (Persero) atau Iglas, PT Kertas Kraft Aceh (Persero), dan PT Industri Sandang Nusantara (Persero).
Menteri Erick menyebut, pembubaran ketiga BUMN tersebut lantaran perusahaan tersebut sudah lama tidak beroperasi. Iglas misalnya sudah tak beroperasi sejak tahun 2015, Industri Sandang Nusantara juga sudah tidak aktif beroperasi sejak 2018, dan Kertas Kraft Aceh sudah tak menjalankan kegiatan usaha sejak 2008.
"Perusahan ini sudah tidak berperasi lama, tentu tidak mungkin, perusahan tidak beroperasi didiamkan, apalagi tidak ada kepastian untuk karyawannya. Kalau memang sangat terbuka untuk urusan seperti ini, kita bubarkan," kata Erick.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, ada 7 perusahaan pelat merah yang akan dibubarkan tahun ini. Ketujuh BUMN yang rencananya dibubarkan oleh Erick adalah Industri Gelas, Merpati Nusantara Airlines, Pembiayaan Armada Niaga Nasional, Istaka Karya, Industri Sandang Nusantara, Kertas Leces, dan Kertas Kraft Aceh.