Erick Thohir Bertemu Bos Emirates, Calon Investor Baru Garuda?

ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Sebuat pesawat Emirates Airlines mendarat di Landasan Pacu atau Runway 3 setelah resmi dioperasikan pertama kalinya di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (20/12/2019).
Penulis: Lavinda
29/6/2022, 19.14 WIB

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir bertemu dengan petinggi Emirates Airlines untuk membahas potensi kemitraan strategis dengan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

Hal itu diketahui dari unggahan foto di akun sosial media miliknya. Dalam unggahannya, Erick Thohir mengatakan, dirinya bertemu Sheikh Ahmed bin Saeed Al Maktoum, Chairman and Chief Executive Emirates Airlines.

Alih-alih berkunjung ke Dubai sendiri, Erick ditemani oleh pihak manajemen Garuda Indonesia dan Indonesia Investment Authority (INA) saat melakukan diskusi dengan manajemen maskapai penerbangan asal Uni Emirat Arab (UEA) tersebut. 

"Kami membahas kerja sama yang telah terjalin selama ini, serta potensi kemitraan strategis lainnya," ujar Erick, Rabu (29/6).

Menurut Erick, Pertemuan ini merupakan bagian dari penguatan industri penerbangan, serta mendukung ekosistem pariwisata domestik Indonesia.

Sebelumnya, emiten berkode saham GIAA ini berencana menambah modal, sebagai bagian dari upaya pemulihan bisnis perseroan, setelah dinyatakan lolos dari proses penundaan pembayaran kewajiban utang (PKPU).

Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, upaya penambahan modal dilakukan melalui dua cara. Selain menerbitkan saham baru melalui skema dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue, perseroan juga sedang mengincar investor baru yang berminat menyuntik modal ke maskapai pelat merah tersebut.

Menurut Karika, perseroan sedang melakukan pendekatan dengan dua segmen investor, yakni investor yang berasal dari pelaku bisnis dan investor lembaga keuangan atau financial investor.

Perseroan mengincar pebisnis maskapai luar negeri yang memiliki fokus bisnis pada layanan penerbangan penghubung atau hub, serta tidak memiliki pasar penerbangan domestik.

"Seperti kita tahu, banyak maskapai luar yang merupakan hub player seperti Dubai, Singapura, dan Qatar. Kami cukup yakin dengan trafik penumpang domestik yang luar biasa, ini bisa menjadi kombinasi yang bagus apabila ada pemain hub yang bisa menjadi investor," kata Kartika dalam konferensi pers, Selasa (28/6).

Sementara untuk investor keuangan, ia meyakini setelah proses penyehatan keuangan dilakukan dan perbaikan oerasional perseroan dilakukan, maka bisnis Garuda akan kembali pulih sehingga dapat meningkatkan EBITDA serta valuasi perseroan.

"Saya harap investor yang melihat potensi saham Garuda ke depan akan dapat memulihkan Garuda menjadi lebih sehat," ujar dia.

Di samping itu, Garuda juga akan mendapatkan tambahan modal dari pemerintah sebesar Rp 7,5 triliun melalui skema rights issue. Adapun, rights issue pertama direncanakan berlangsung pada kuartal III 2022. Aksi korporasi ini akan membuat porsi kepemilikan saham pemerintah naik dari 60,54% menjadi 65%.

Kemudian, rights issue kedua akan dilaksanakan pada kuartal IV 2022 untuk mendapatkan tambahan dana dari investor strategis.