Dampak Kenaikan Bunga ke Sektor Properti
Pada kesempatan itu, Ishak Chandra juga mengatakan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia tidak sepenuhnya mempengaruhi kegiatan perseroan saat ini. Justru katanya, tahun politik yang mempengaruhi kondisi emiten properti. "Akan ketemu siklusnya saat pemilihan, jadi setiap mau pemilihan, index growth-nya turun 30% sampai 40%," katanya.
Analisis Henan Putihrai Sekuritas Jono Syafei menyampaikan, jika melihat kenaikan suku bunga tidak memiliki korelasi langsung terhadap pergerakan saham properti. Jika dilihat dari tahun 2016 sampai saat ini, katanya, suku bunga acuan BI terus turun, tetapi harga saham properti juga turun, tidak naik. Sehingga, kenaikan suku bunga yang terjadi sekarang tidak berarti membuat saham properti akan menjadi turun.
Jono menjelaskan, ada dua sisi dari efek kenaikan suku bunga. Dari sisi emiten, kenaikan suku bunga akan mempengaruhi emiten yang terus mengambil pinjaman seperti utang bank atau obligasi untuk membiayai proyeknya. Sebab, beban bunga pinjaman akan lebih besar sehingga dapat menekan profitabilitas. Namun, untuk emiten yang memiliki neraca keuangan yang kuat dan mampu membiayai proyek-proyeknya tanpa perlu mengambil pinjaman, tentu tidak akan berpengaruh.
Sementara dari sisi masyarakat, kenaikan suku bunga memang berpotensi melemahkan daya beli karena suku bunga KPR ke depannya akan naik mengikuti suku bunga acuan BI. Namun, perlu waktu untuk bank menaikkan suku bunga KPR.
"Saat ini juga masih ada kebijakan relaksasi LTV dari BI sehingga masyarakat dapat mengambil properti dengan DP rendah," katanya saat dihubungi Katadata. Insentif pajak pemerintah yang masih dalam pembicaraan untuk perpanjangan dapat menjadi sentimen positif. Sehingga di tahun ini dampaknya diharapkan tidak terlalu signifikan.
Triniti Akan Rights Issue November
Ishak juga menyampaikan kelanjutan tentang aksi korporasi yang akan dilakukan Triniti dalam waktu dekat. Perseroan memastikan rights issue pada November tahun ini. Disampaikan juga, dalam rights issue tersebut, perseroan akan mengeluarkan sebanyak-banyaknya 147,79 juta saham. Disertai juga dengan penerbitan Waran Seri II dengan jumlah 147,79 juta waran.
Adapun, rincian penggunaan dana hasil rights issue yakni, sebesar Rp 43,10 miliar akan digunakan untuk transaksi pengambilalihan aset berupa tanah di Labuan Bajo seluas 193.400 meter persegi, yang pembayarannya akan dilakukan dalam bentuk selain uang, yaitu melalui pelaksanaan atau penyetoran atas sebagian HMETD PT Kunci Daud Indonesia (KDI) selaku Pemegang Saham Utama yang dialihkan ke MAS sejumlah 47,89 juta saham baru senilai Rp 43,10 miliar.
Kemudian, sebesar Rp 43,53 miliar akan digunakan untuk transaksi pengambilalihan aset berupa tanah di Lampung seluas 93.018 meter persegi yang pembayarannya akan dilakukan dalam bentuk selain uang, yaitu melalui pelaksanaan atau penyetoran atas sebagian HMETD PT Kunci Daud Indonesia (KDI) dan PT Intan Investama Internasional (III) selaku Pemegang Saham Utama yang dialihkan ke Muhammad Kemal Dinata, Nadya Raisya Setia Murti, Drs. Mawardi, Paryan, dan Jumino dengan total berjumlah 58,05 juta saham baru.
Lalu, sebesar Rp 28,61 miliar akan digunakan untuk pembayaran utang jangka panjang kepada pihak-pihak terafiliasi yaitu Septian Starlin, Johanes L Andayaprana, Chandra, DR. Ir. Matius Jusuf, MM, MBA, dan Ishak Chandra.