Pertamina Geothermal Masuk Indeks Syariah dan Tercatat di Papan Utama

Pertamina Geothermal Energy
Penulis: Lona Olavia
24/2/2023, 08.24 WIB

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) segera mencatatkan saham (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jumat (24/2) pagi ini. Anak usaha PT Pertamina ini menjadi perusahaan tercatat ke-19 di BEI pada tahun 2023 dan ke-844 di BEI saat ini.

Selain dicatatkan di papan utama, saham PGEO juga tercatat dalam indeks syariah. Hal itu sebagaimana pengumuman BEI yang mana menyatakan perubahan komposisi saham dalam perhitungan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Pengumuman dirilis Kamis (23/2) malam.

Dalam pengumuman itu ditegaskan bahwa saham PGEO masuk ke ISSI dan berlaku efektif 24 Februari. Dengan demikian maka di ISSI saat ini tercatat ada 520 saham.

Adapun pengumuman menunjuk pada Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor Kep-16/D.04/2023 tentang Penetapan Saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk sebagai Efek Syariah yang ditetapkan pada tanggal 16 Februari 2023.

Sebelumnya, untuk menjadi emiten ke-19 di BEI pada tahun 2023, PGEO melaksanakan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) dengan melepas sebanyak-banyaknya 25% atau 10,35 miliar saham ke publik dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. 

Dengan mematok harga IPO Rp 875 per saham, maka entitas usaha PT Pertamina ini akan meraih dana segar Rp 9,05 triliun. Adapun pada awalnya perseroan memasang harga di kisaran Rp 820-945 per saham.

Alhasil IPO PGEO akan menjadi IPO terbesar ke-5 di BEI. Adapun jajaran pertama hingga ke empat dipegang oleh PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) dengan dana Rp 21,9 triliun, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel Rp18,79 triliun, PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) Rp 13,72 triliun, dan PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) Rp 12,24 triliun.

Alokasi hasil IPO akan digunakan oleh perseroan, 85 persen untuk ekspansi usaha hingga 2025. Meliputi investasi pengembangan kapasitas tambahan WKP operasional seperti WKP Lahendong, Hululais, dan Gunung Way Panas (55 persen), investasi pengembangan WKP operasional seperti WKP Kamojang – Darajat, serta WKP Lumut Balai dan Margabayur (33 persen), serta pengembangan kemampuan digital, analitik, dan manajemen reservoir (12 persen). Sisa dana IPO 15 persen untuk pembayaran sebagian perjanjian fasilitas kredit.

PGEO turut mengalokasikan sebanyak-banyaknya 1,50 persen atau 630,39 juta saham dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum untuk program opsi pembelian saham kepada manajemen dan karyawan. Kebijakan ini sesuai dengan keputusan pemegang saham secara sirkuler pada 27 Januari 2022. 

Dalam penawaran umum perdana saham, PGEO menunjuk PT Mandiri Sekuritas, PT CLSA Sekuritas Indonesia, dan PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek. PGE juga menunjuk CLSA, Credit Suisse, dan HSBC sebagai international selling agents.