Pendapatan Delta Dunia Group Q1/2023 Naik 23%

Delta Dunia Group
Penulis: Dini Hariyanti - Tim Publikasi Katadata
5/6/2023, 20.31 WIB

PT Delta Dunia Makmur Tbk. mengumumkan, kinerja perusahaan per kuartal pertama (Q1) 2023 lebih baik dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (year on year).

Strategi diversifikasi dan kinerja operasional unggul terbukti meningkatkan pendapatan (revenue) sebesar US$409 juta (setara Rp6,13 triliun). Dengan kata lain, terjadi peningkatan 23 persen secara year on year (yoy), ini didukung keberhasilan operasional di Indonesia dan Australia.

Pencapaian Delta Dunia Group turut didukung angka overburden removal yang meningkat 9 persen dari 123,5 juta bank cubic meter (bcm) pada Q1/2022, menjadi 134,4 juta bcm pada Q1/2023. Dari sisi operasional, produksi batu bara meningkat sebesar 21,5 juta ton metrik atau naik 18 persen dari 18,3 juta ton metrik di Q1/2022 (yoy).

EBITDA perseroan juga tumbuh sebesar 6 persen (yoy). Margin EBITDA keseluruhan menurun sebesar 3 persen (yoy) karena penurunan margin sebesar 2 persen di Indonesia, terutama akibat inflasi biaya.

Meskipun demikian, program efisiensi biaya yang diterapkan mampu menyeimbangkan sebagian besar inflasi harga aktual yang lebih tinggi. Oleh karena itu, laba operasional pada Q1/2023 naik walau nilai depresiasi lebih tinggi dan terjadi peningkatan London Inter-Bank Offered Rate (LIBOR).

Menyusul jumlah penagihan yang besar selama April - Mei 2023, tingkat piutang kembali normal. Pengembalian pajak yang signifikan juga telah diterima, ini meningkatkan posisi kas pada Mei 2023.

Belanja modal (capex) untuk Q1/2023 lebih rendah 57 persen (yoy) menjadi US$22 juta karena penyelesaian sejumlah proyek di Indonesia. E

EBITDA yang meningkat dan turunnya angka capex disertai manajemen keuangan yang bijak dan implementasi teknologi, terbukti memperkuat arus kas perusahaan menjadi US$14 juta pada  Q1/2023.

Presiden Direktur Delta Dunia Group Ronald Sutardja mengaku bangga atas pencapaian perusahaan pada kuartal pertama tahun ini. Artinya, operasi di Indonesia dan Australia menunjukkan kinerja baik.

“Sebanyak 15 persen dari pendapatan yang dibukukan pada kuartal pertama tahun ini berasal dari aktivitas penambangan batu bara metalurgi di Australia. Kami optimistis target pendapatan 25 persen dari diversifikasi komoditas akan tercapai pada akhir 2023, sekaligus mendukung pencapaian positif yang konsisten sepanjang tahun ini,” katanya dalam siaran pers, Senin (5/6).

Di sisi lain, Delta Dunia Group terus melanjutkan rekam jejak positif dalam mendapatkan dan memperpanjang kontrak. Pada April lalu, salah satu anak perusahaan, BUMA Australia, mendapatkan kontrak baru senilai AU$60 juta (setara Rp598,7 miliar) dari BHP dan Mitsubishi Alliance (BMA).

Kontrak baru tersebut untuk menyediakan layanan penambangan batu bara dan pengolahan limbah di tambang Saraji, Queensland tengah, Australia. Artinya, ini adalah kontrak ketiga Delta Dunia Group dengan BHP - Mitsubishi Alliance, salah satu produsen batu bara metalurgi terbesar di dunia.

Tambang Saraji merupakan salah satu tambang batu bara terbesar di Australia berdasarkan cadangan batu bara yang dapat dipulihkan. Kontrak baru ini berjangka waktu 18 bulan dan memiliki opsi perpanjangan selama 18 bulan berikutnya.

Selain itu, pada Q1/2023, Delta Dunia Group mencatat sejumlah kemajuan yang signifikan dalam inisiatif ESG perusahaan. Hal ini terutama terkait pengelolaan jejak karbon dan inisiatif berdampak sosial.

Komitmen Delta Dunia Group untuk mengurangi jejak karbon dan berkontribusi dalam mencapai Net Zero 2050 dibuktikan melalui penggantian bahan bakar dengan kandungan biodiesel yang lebih tinggi. Hal ini berhasil mempertahankan intensitas karbon sebesar 0,0016 tonCO2e/ton pada 2021 dan 2022 melalui operasinya di Indonesia.

BUMA juga berhasil mempertahankan intensitas energi sebesar 0,036 GJ/ton selama periode yang sama. Mulai 2023, BUMA memulai Penilaian Jejak Karbon (Carbon Footprint Assessment) di seluruh lokasi di Tanah Air. Data yang dikumpulkan dan dinilai secara terperinci akan menjadi dasar dari jejak karbon perusahaan dan akan digunakan untuk menentukan target pengurangan karbon perseroan.

Selain itu, pada tahun lalu, sekitar 12 persen dari total sampah di BUMA dan BUMA Australia didaur ulang. BUMA Australia juga merehabilitasi progresif area  seluas 48,6 hektar.

Anak perusahaan Delta Dunia Group lain, BISA Ruang Nuswantara (BIRU), turut memberikan kontribusi positif dalam inisiatif ESG perusahaan. Pe Q1/2023, lebih dari 2.100 siswa mengikuti program BISA Ruang Vokasi demi meningkatkan kapasitas siswa agar sejalan dengan kebutuhan industri.

BIRU juga memberdayakan 154 perempuan untuk menjadi pengusaha-pengusaha di daerahnya masing-masing.

Dari sisi tenaga kerja, perusahaan juga mencatat 18 persen posisi di dalam manajemen seluruh anak usahanya dipegang perempuan. Sementara sembilan persen dari total tenaga kerja di BUMA Australia adalah masyarakat asli (first nation). 

“Sampai akhir 2023, kami yakin dapat mengurangi kontribusi bisnis dari Batu bara Termal menjadi 75 persen, selanjutnya memenuhi target di bawah 50 persen pada 2028,” tutur Ronald.

Demi mewujudkan komitmen tersebut, imbuh dia, pihaknya terus mencari peluang dari komoditas yang memiliki prospek di masa depan (future-facing commodities). Contoh komoditas ini adalah batu bara metalurgi, tembaga, nikel, dan lithium.