Penjualan Batu Bara Merosot, Laba Adaro Energy Tergerus 27,9%

ANTARA FOTO/HO-ADARO/pras.
Chief Financial Officer PT Adaro Energy Tbk (Adaro) Luckman Lie (kiri) didampingi Head of Tax Division Adaro Jul Seventa Tarigan berfoto dengan piala dan piagam penghargaan The Most Tax Friendly Corporate dan The Most Apreciation Country Contributor Award 2020 dalam ajang Tempo Country Contributor Award 2020 di Jakarta, Rabu (9/12/2020).
23/8/2023, 09.51 WIB

PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk US$ 873,8 juta, setara Rp 13,4 triliun dengan asumsi Rp 15.316 per dolar AS pada paruh pertama 2023. Laba Adaro tergerus 27,9% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya US$ 1,2 miliar atau Rp 18,8 triliun.

Menelisik laporan keuangan ADRO, Rabu (23/8) pendapatan usahanya yakni US$ 3,5 miliar atau Rp 53,3 triliun. Penjualan batu bara pada pihak ketiga menurun 4,9% dari periode semester pertama tahun lalu US$ 3,4 miliar. Rinciannya berasal dari penjualan ekspor US$ 2,8 miliar dan domestik US$ 396 juta. 

Pendapatan turut diperoleh dari jasa pertambangan senilai US$ 64,7 juta dari sebelumnya US$ 56,8 juta. Selain itu dari pihak berelasi, untuk penjualan batu bara ADRO meraih US$ 106,7 juta, dibandingkan sebelumnya US$ 12,8 juta.

Beban pokok pendapatan Adaro tercatat US$ 2 miliar setara Rp 31,1 triliun, membengkak 34,1% pada paruh pertama 2023. Dibandingkan periode yang sama tahun sebelum US$ 1,5 miliar.

Adapun rinciannya yaitu total beban pokok pendapatan penjualan batu bara US$ 1,9 miliar. Lalu total beban pokok pendapatan untuk jasa pertambangan US$ 54,6 juta. Terakhir total beban pokok pendapatan lainnya tercatat US$ 18,6 juta. Selanjutnya terdapat beban usaha hingga US$ 240 juta, dibandingkan sebelum US$ 143,1 juta.

Adaro Energy Indonesia membukukan asetnya yang mengalami penurunan 23,7% menjadi US$ 4 miliar, setara Rp 62,1 triliun dari Desember 2022 US$ 5,3 miliar.

Total liabilitas ADRO pada semester pertama 2023 yaitu US$ 2,7 miliar, setara Rp 41,6 triliun. Liabilitas perusahaan turun 36,1% dari Desember 2022 yaitu US$ 4,2. Lalu ekuitas perseroan tercatat US$ 9,7 miliar, dari Desember 2022 yaitu US$ 10,8 miliar.

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail