Rencana emiten inftastruktur Grup Salim, PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) hengkang dari Bursa Efek Indonesia belakangan memantik perhatian pelaku pasar. META berencana melakukan penghapusan pencatatan saham secara sukarela atau voluntary delisting dan tidak lagi menjadi perusahaan publik alias go private.
Mengenai rencana itu, perseroan sebelumnya telah meminta otoritas bursa untuk menghentikan sementara perdagangan sahamnya atau suspensi. Gayung bersambut, pada 8 November 2023, BEI kemudian melakukan suspensi saham META hingga pengumuman lebih lanjut.
Manajemen META akan meminta persetujuan dari pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan diselenggarakan pada 19 Desember 2023 terkait rencana penghapusan pencatatan saham.
Profil Nusantara Infrastructure
Didirikan pada 1 September 1995, perusahaan entitas Grup Salim ini resmi melantai di BEI pada 18 Juli 2001 dengan harga saham yang ditawarkan Rp 200 per saham. Kala itu, perusahaan meraup dana Rp 12 miliar dengan jumlah saham yang dilepas sebanyak 60 juta unit. Saat ini, nilai kapitalisasi pasarnya di bursa mencapai Rp 4,22 triliun.
Artinya perusahaan sudah 22 tahun menjadi perusahaan tercatat di BEI. Bukan waktu yang sebentar bagi perusahaan menghadapi berbagai gejolak pasar modal Indonesia.
Melansir dari situs resminya, bisnis utama META yakni industri infrastruktur. Perusahaan memiliki peran sebagai investor dan pengembang atau operator.
Saat ini, komposisi pemegang sahamnya yakni PT Metro Pacific Tollways Indonesia 13,22 miliar atau setara 74,65% dari keseluruhan jumlah saham. Selanjutnya PT Indonesia Infrastructure Finance mengantongi 1,77 miliar saham atau setara 10% kepemilikan.
Dengan demikian, Nusantara Infrastructure berfokus pada cara berinvestasi yang besar di sektor yang dimiliki saat ini. Selain itu juga sektor-sektor baru yang dimaksudkan untuk dapat mengangkat serta bisnis di sektor yang sudah ada.
"Nusantara Infrastructure terus menciptakan dan menggali peluang bisnis baru di Indonesia, yang diyakini masih memiliki potensi sangat besar," tulis manajemen perusahaan melansir dari situs resminya, Jumat (10/11).
Saat ini, Meta Infrastructure memiliki lima sektor bisnis yaitu jalan tol, menara telekomunikasi, energi, air bersih, dan pelabuhan. Lima sektor tersebut, menurut perusahaan, memiliki potensi untuk tumbuh semakin besar. Selain itu META juga memperluas portofolio ke banyak bidang seperti energi terbarukan, air bersih, dan pelabuhan laut.
Perusahaan mencatat Nusantara Infrastructure memiliki hampir 700 karyawan tetap dan outsource yang tersebar di lima sektor bisnisnya.
Jejak Aksi Korporasi Nusantara Infrastructure
Sebagai salah satu emiten yang saat ini masih tercatat di Bursa Efek Indonesia, perusahaan telah mencatatkan beberapa aksi korporasi. Berikut daftarnya:
Tahun 2012
- Akuisisi PT Intisentosa Alambahtera
Aksi korporasi ini sebagai salah satu jejak perusahaan saat masuk ke sektor perlabuhan laut. Akuisisi tersebut mencakup pelabuhan strategis di Lampung dengan mengakuisisi 39% saham di PT Intisentosa Alambahtera.
Letaknya di tengah Selat Sunda dan sarana penting untuk arus komoditas yang berasal dari Kalimantan. Dengan panjang dermaga seluas 300 meter, serta fasilitas area penyimpanan atau pergudangan seluas 11.200 meter persegi yang dapat menampung hingga 60.000 MT kargo curah kering dan 40.000 MT. Juga dilengkapi dengan tangki penyimpanan untuk curah cair dengan kapasitas 15.000 MT.
- PT Potum Mundi Infranusantara Mengakuisisi PT Dain Celicani Cemerlang
Anak perusahaan META ini menandatangani perjanjian dengan PT Dain Celicani Cemerlang (DCC) pada tanggal 25 Oktober 2012. Perjanjian tersebut mengkonversi pinjaman dari Potum ke DCC ke dalam bentuk ekuitas yang nilainya setara dengan 51 saham.
- PT Energi Infranusantara Akuisisi 45% PT Inpola Meka Energi (IME)
Salah satu anak perusahaan META ini telah menandatangani Share Subscription Agreement tertanggal 12 Oktober 2012 sehubungan dengan rencana EI untuk melakukan penyetoran modal sebanyak 45% saham dalam PT Inpola Meka Energi.
- PT Potum Mundi Infranusantara Akuisisi PT Tirta Bangun Nusantara
Anak perusahaan Nusantara infrastruktur, mengakuisisi PT Tirta Bangun Nusantara (TBN) dengan pembelian 51% saham. Akuisisi ini merupakan ekspansi dan komitmen di dalam sektor penyediaan air bersih dan pengolahan limbah/limbah padat.
2013
- Nusantara Infrastructure Masuki Bisnis Menara Telekomunikasi
Nusantara Infrastructure mengumumkan aksi korporasi terbaru dalam memperoleh mayoritas saham di PT Tara Sel Intrabuana (TowerCo) seharga Rp 598 miliar melalui anak perusahaan, PT Telekom Infranusantara (TI) berkomitmen dalam memperluas bisnis ke sektor Menara Telekomunikasi dan sektor terkait lainnya.
Akuisisi TowerCo memperluas wilayah perusahaan ke sejumlah sektor dengan prospek dan potensial pertumbuhan yang luar biasa, mengingat rendahnya penetrasi seluler di Indonesia
Tahun 2018
- Energi Infranusantara Akuisisi PT Rezeki Perkasa Sejahtera Lestari
Perusahaan melalui entitas anak PT Energi Infranusantara (EI) mengakuisisi kepemilikan 80% saham PT Rezeki Perkasa Sejahtera Lestari (RPSL). Perusahaan ini merupakan perusahaan Independent Power Producer atau IPP untuk Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) Siantan di Mempawah, Kalimantan Barat dengan kapasitas 15 MW.
Tahun 2022
- META akuisisi 40% tol layang MBZ pada Oktober 2022.
Adapun tol layang MBZ adalah salah satu jalur tol strategis di Indonesia yang memiliki peran penting dalam jaringan Jalan Tol Trans Jawa dengan volume lalu lintas yang terus tumbuh dari tahun ke tahun