Rupiah & Bursa Saham Anjlok, Sri Mulyani Akan Revisi Protokol Krisis

Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan sistem keuangan di Tanah Air menghadapi tantangan yang tak mudah.
13/3/2020, 14.20 WIB

Pasar keuangan turun tajam akibat meluasnya penyebaran virus corona di luar Tiongkok dan kekhawatiran resesi ekonomi. Indeks harga saham gabungan atau IHSG di Bursa Efek Indonesia (BEI) anjlok lebih dari 5% dan kurs rupiah terus melemah mendekati 15 ribu per dolar Amerika Serikat (AS). Menghadapi kondisi tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani meminta jajarannya untuk menyempurkan protokol krisis.

"Saya minta sempurnakan protokol krisis. Meski ada Undang-Undang Komite Stabilitas Sistem Keuangan dan banyak yang dihadapi, kita harus tetap melihat protokol krisis memadai," kata Sri Mulyani kepada seluruh jajarannya di Jakarta, Jumat (13/3).

Penyempurnaan ini diperlukan sebagai jaring pengaman untuk sektor keuangan. Jika protokol krisis memadai, hal tersebut dapat memberikan ketenangan ke pasar, pelaku ekonomi, dan pembuat kebijakan.

(Baca: Bursa Anjlok, Bagaimana Dampak Virus Corona ke Pasar Obligasi?)

Sri Mulyani melanjutkan, pihaknya akan terus meningkatkan kesiapan dan koordinasi yang baik bersama Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan Lembaga Penjamin Simpanan. Hal tersebut berkaca dari krisis keuangan pada 1998 dan 2008 silam. "Hari ini sistem keuangan kita, stabilitasnya, sedang hadapi kondisi tidak mudah," ujarnya.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria