Lembanga keuangan asal Amerika Serikat (AS), International Development Finance Corporation (IDFC) menawarkan investasi miliaran dolar AS untuk mendanai pembangunan di Indonesia. Hal itu disampaikan petinggi IDFC usai bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara.
"(Nilai investasinya) miliaran dolar. Kami akan menyusun daftar investasi potensial apa saja," kata CEO International Development Finance Corporation (IDFC) Adam Boehler di Kompleks Istana, Jakarta, Jumat (10/1).
(Baca: Bos Softbank Temui Jokowi Bahas Potensi Investasi di Ibu Kota Baru)
Menurutnya, dana tersebut dikucurkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi negara berkembang. Oleh karena itu, IDFC ingin mendukung Indonesia dari sisi investasi di bidang teknologi berkualitas tinggi, infrastruktur, dan kesehatan.
Sementara itu, Presiden Jokowi mengatakan, pemerintah memang tengah memerlukan investasi besar seiring dengan komitmen mengurangi gap pembangunan inftrastruktur di sejumlah wilayah Indonesia.
Adapun, komitmen pengembangan pemerintah akan difokuskan di bidang pengembangan infrastruktur, energi, dan teknologi digital. "Sehingga, Indonesia akan menjadi negara yang kompetitif di era global," kata Jokowi dalam pembukaan pertemuan tersebut.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, IDFC akan berinvestasi sekitar US$ 10 miliar. Meski demikian dia belum bisa memastikan proyek yang akan dibiayai lembaga tersebut, lantaran masih akan dikaji.
"Tergantung proyeknya. Melihat keinginan Adam pada beberapa proyek, bukan tidak mungkin investasinya bisa lebih besar lagi nilainya," ujar dia.
(Baca: Bertemu Menlu Jepang, Jokowi Ajak Investasi di Natuna)
Menurut Luhut, ada beberapa proyek yang telah dibicarakan dengan IDFC, antara lain jalan tol Jawa, Sumatera, investasi ikan di Natuna, dan proyek hidropower di Kalimantan Utara. Selain itu, Indonesia dan IDFC juga telah membahas rencana penggabungan 75 rumah sakit dan 85 hotel milik sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Lebih lanjut, Luhut menyebut IDFC menyatakan minatnya untuk bergabung dalam lembaga pengelola dana kekayaan negara atau Sovereign Wealth Fund (SWF) antara Indonesia dan Abu Dhabi.
Namun hal tersebut akan didiskusikan lebih lanjut, saat Jokowi bertolak ke Abu Dhabi pada Senin (13/1). "Pendekatan kita sangat fleksibel untuk pembangunan dan terawasi dengan baik," ujar dia.
Untuk mempercepat proses kerja sama IDFC dengan Indonesia, lembaga itu juga rencananya akan membuka kantor perwakilan di Indonesia