GWM adalah dana yang harus dipelihara oleh perbankan pada saldo rekening BI. Dengan diturunkannya rasio GWM, maka dana yang dapat disalurkan perbankan menjadi kredit lebih besar. Harapannya, kredit dapat tumbuh lebih baik dan mendorong perekonomian. 

Adapun perekonomian domestik ke depan, menurut Perry, masih dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global yang masih melambat akibat perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok yang terus berlanjut. 

"Pertumbuhan ekonomi dunia berpotensi membaik meski dihantui risiko geopolitik. Kondisi ini mempengaruhi pertumbuhan ekonomi pada negara berkembang di dalam negeri termasuk Indonesia," kata dia.

(Baca: LPS Turunkan Bunga Penjaminan Simpanan 0,25%)

Di sisi lain, Perry memperkirakan inflasi tetap terkendali pada level rendah dan stabil. Demikian pula dengan nilai tukar rupiah yang diperkirakan tetap akan rendah dan stabil sesuai dengan fundamentalnya hingga akhir tahun. 

BI sebelumnya telah memangkas suku bunga acuan sebanyak empat kali sejak Juli hingga Oktober 2019. Namun, penurunan bunga acuan tersebut belum diiringi dengan penurunan bunga kredit yang signifikan, seperti tergambar dalam databoks di bawah ini.

Halaman: