AS-Tiongkok Rujuk, Sri Mulyani Berharap Neraca Dagang Membaik

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Menteri Keuangan Sri Mulyani berharap perang dagang yang mereda antara AS dan Tiongkok dapat memulihkan kinerja neraca perdagangan Indonesia,
Penulis: Agustiyanti
15/10/2019, 06.24 WIB

Menurut Andry, ekspor pada September akan turun 1,76% dibanding bulan sebelumnya atau 6% dibanding periode yang sama tahun lalu ke kisaran US$ 14,3 miliar. Sementara impor, diperkirakan akan turun lebih dalam 3,44% dibanding bulan sebelumnya atau 6,8% dibanding periode yang sama tahun lalu  menjadi US$ 13,71 miliar. 

"Harga CPO turun, tetapi batu baru menunjukkan tren kenaikan karena ada peningkatan permintaan sebagai antisipasi musim dingin di Tiongkok," ujar Andry kepada Katadata.co.id.  

(Baca: Kemendag Cabut Izin Satu Importir Tekstil Nakal)

Adapun neraca perdagangan secara kumulatif Januari-September, menurut Andry, masih akan mengalami defisit sebesar US$ 1,49 miliar. Dengan kondisi tersebut, defisit transaksi berjalan (current account deficit) diproyeksi mencapai 2,6% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). 

Sebelumnya, dari hasil negosiasi dagang yang digelar pekan lalu, Presiden AS Donald Trump mengumumkan fase pertama kesepakatan untuk mengakhiri perang dagang antara kedua negara. Ini merupakan perkembangan yang sangat signifikan dalam upaya untuk menyelesaikan perang dagang yang telah berlangsung selama 15 bulan.

Pada tahap pertama beberapa poin kesepakatan antara lain mencakup pertanian, nilai tukar, dan perlindungan hak atas kekayaan intelektual. Trump juga menunda kenaikan tarif yang semula akan dilakukan pada produk Tiongkok senilai US$ 250 miliar pada 15 Oktober 2019.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika