Nilai tukar rupiah melemah 0,04% menjadi Rp 14.120 per dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan hari ini (25/9), berdasarkan data Bloomberg. Salah satu faktor pendorongnya, ada optimisme terkait kesepakatan dagang antara AS dan Tiongkok.
Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, pada dasarnya dolar AS menguat terhadap banyak mata uang. “Indeks dolar AS menguat pada pagi hari ini disebabkan beberapa sentimen," kata dia kepada Katadata.co.id, Rabu (25/9). Dolar AS tercatat menguat 0,14% pada pagi hari ini.
Salah satu katalis bagi dolar AS adalah adanya optimisme terkait kesepakatan dagang dengan Tiongkok. "Tetapi kesepakatan itu mungkin terbatas," kata Ibrahim.
Apalagi, Presiden AS Donald Trump menyampaikan hal-hal yang dinilai bisa meningkatkan tensi perang dagang, saat menghadiri Sidang Umum Tahunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-74 kemarin. Trump menyebut Tiongkok melakukan praktik perdagangan tidak adil, termasuk hambatan pasar secara besar-besaran.
Di hadapan Sidang Majelis Umum PBB, Trump mengatakan bahwa Tiongkok memanipulasi mata uang dan mencuri kekayaan intelektual. Hal ini dikhawatirkan bisa memicu perang dagang kembali.
(Baca: Ramai Demonstrasi Mahasiswa, Rupiah Melemah Tipis )
Meski begitu, dolar AS tetap menguat pada perdagangan pagi ini. Ibrahim mengatakan, ada sentiment positif lain bagi mata uang Negeri Paman Sam itu.
Katalis positif itu datang dari Britania Raya. Pengadilan akan memutuskan apakah Perdana Menteri Inggris Boris Johnson bertindak tidak sah ketika ia menangguhkan parlemen hanya beberapa minggu sebelum Brexit. Hasil kasus yang dikaji pengadilan, berpotensi mempersulit rencana Johnson memimpin negaranya keluar dari Uni Eropa bulan depan.
Karena sentiment-sentimen itu, mayoritas mata uang Asia dibuka melemah terhadap dolar AS. Yen Jepang misalnya, turun 0,18%. Lalu, dolar Singapura menurun 0,05%, won Korea Selatan 0,27%, peso Filipina 0,22%, rupee India 0,12%, ringgit Malaysia 0,08%, dan baht Thailand 0,1%.
Meski begitu, ada dua mata uang Asia yang menguat terhadap dolar AS. Keduanya adalah yuan Tiongkok dan dolar Taiwan, yang menguat 0,09% dan 0,02% masing-masing.
Ibrahim memperkirakan, rupiah akan melemah sepanjang perdagangan hari ini. Namun, Bank Indonesia (BI) bakal mengintervensi pasar guna menawahn pelemahan rupiah. BI intervensi melalui transaksi di pasar valas dan obligasi dalam perdagangan DNDF dari pukul 08.30-16.00 WIB.
Karena itu, ia memprediksi rupiah bergerak di kisaran Rp 14.070-Rp 14.125 per dolar AS. Lagipula, menurutnya fundamental ekonomi Indonesia cukup baik saat ini. Karena itu, menurutnya fluktuatif rupiah masih akan terkendali.
(Baca: Rupiah & Mata Uang Asia Menguat di Tengah Penurunan Yield Obligasi AS)