BI Tunggu Waktu Tepat untuk Pangkas Lagi Bunga Acuan

ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo (kanan) didampingi Deputi Gubernur BI Erwin Rijanto (tengah) dan Dody Budi Waluyo (kiri), menyampaikan keterangan pers tentang hasil Rapat Dewan Gubernur BI bulan April 2019. Bank Indonesia pada Senin (12/8) menyebut ruang penurunan bunga masih terbuka.
Penulis: Rizky Alika
Editor: Agustiyanti
12/8/2019, 12.20 WIB

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo kembali menegaskan pihaknya masih membuka ruang penurunan bunga acuan. Kendati demikian, pihaknya mengaku masih menunggu waktu yang tepat untuk kembali memangkas bunga. 

"Gubernur (BI) telah mengatakan room (penurunan bunga acuan) ada. Jadi tinggal menunggu timing-nya," kata dia dikantornya, Jakarta, Senin (12/8).

Menurutnya, waktu yang tepat menjadi hal penting lantaran ada risiko yang dihadapi. Risiko tersebut berasal dari eksternal, seperti keberlanjutan perang dagang dan kondisi pasar global yang turut memengaruhi kondisi domestik.

(Baca: Wapres JK Desak Bunga Kredit Turun, Gubernur BI: Ada Ruang Penurunan)

Di sisi lain, penurunan bunga acuan tersebut juga harus dipertimbangkan dampaknya pada pertumbuhan ekonomi. Selain itu, kestabilan rupiah juga menjadi perhatian utama BI. 

Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo mengaku membuka ruang bagi kebijakan yang dapat mengakomodasi perekonomian nasional, termasuk menurunkan bunga acuan. "Ke depan kita masih ada ruang untuk kebijakan moneter lain seperti penurunan suku bunga," ungkap Perry.

Kendati demikian, ia mewanti-wanti bahwa bank sentral memiliki perhitungan sendiri untuk membuat kebijakan yang tepat.

(Baca: JK Minta BI dan Perbankan Turunkan Bunga Kredit Menjadi Sekitar 7%)

Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan lalu, BI telah menurunkan suku bungan acuan sebesar 25 basis poin pada bulan lalu dari 6% menjadi 5,75%. BI kala itu juga memberikan sinyal penurunan suku bunga lebih lanjut usai memangkas bunga acuan sebesar 25 bps.

Sementara itu, rata-rata bunga kredit pada akhir Juni 2019 tercatat sebesar 10,73 persen, turun 3 bps dibanding bulan sebelumnya.

Reporter: Rizky Alika