Sri Mulyani Nilai Penurunan Suku Bunga Acuan Akan Pacu Investasi

ARIEF KAMALUDIN I KATADATA
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyambut baik penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).
22/7/2019, 16.03 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyambut baik penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI). "Penurunan suku bunga akan meningkatkan investasi di semester II-2019," katanya di Gedung DPR, Jakarta, Senin (22/7).

Ia mengakui tahun ini pertumbuhan investasi memang melemah. Pada kuartal pertama 2019 pertumbuhannya hanya 5,3% secara tahunan (year on year/yoy). Padahal, pada periode yang sama tahun sebelumnya investasi berhasil tumbuh dua digit atau 11,8% secara tahunan.

Penurunan investasi tersebut, menurut dia, salah satunya karena tingginya suku bunga acuan. "Kenaikan suku bunga memang kemudian suka tidak suka telah berdampak ke investasi kita," katanya. 

Mantan Director Managing World Bank ini memperkirakan pertumbuhan investasi di 2019 akan mencapai 6%. Adapun target tersebut sesuai dengan perkiraan BI. "Di semester II nanti diharapkan momentum investasi naik," ucapnya.

Sepanjang 2018, BI menaikkan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate sebanyak enam kali. Dari Mei hingga November, suku bunga acuan naik 175 bps dari 4,5% menjadi 6%. Baru pada bulan ini, bank sentral menurunkannya menjadi 5,75%.

(Baca: Rekonsiliasi Politik Hingga Bunga Acuan Topang IHSG Sepekan Naik 1,31%)

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo mengatakan, keputusan bank sentral ini akan berdampak bagi peningkatan kegiatan ekspor Indonesia. "Biaya pinjaman perbankan akan lebih murah," katanya di Hotel Adimulia, Medan, Jumat pekan lalu.

Ia menilai permintaan kredit harus dijaga untuk mempertahankan ekspansi perbankan. Selain itu, tantangan untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi akan semakin berat jika ekspor Indonesia tak mampu tumbuh secara signifikan.

Pertumbuhan ekspor dinilai penting untuk menjaga stabilitas eksternal dan ekonomi domestik. "Hal ini seiring ketegangan hubungan dagang yang berlanjut terus dan menekan volume perdagangan dunia serta memperlambat pertumbuhan ekonomi global," ucap dia.

(Baca: BI Taksir Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II Tertahan di Kisaran 5,07%)

Reporter: Agatha Olivia Victoria