The Fed Pangkas Suku Bunga 25 Bps, Tapi Penurunan 2025 Bakal Terbatas
Bank Sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (The Fed) memutuskan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada Rabu (18/12) dini hari. Ini merupakan pemangkasan suku bunga ketiga sejak mulai menurunkan biaya pinjaman pada September 2024.
Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) memutuskan memangkas suku bunga pinjaman semalam ke kisaran target 4,25%-4,5%, kembali ke level pada Desember 2022 ketika suku bunga bergerak lebih tinggi.
Pemangkasan suku bunga ini tak disepakati oleh seluruh pejabat The Fed. Namun ini sebagai upaya untuk meredakan tekanan pada ekonomi AS terhadap tingginya suku bunga demi menjaga pasar tenaga kerja.
Presiden Fed Cleveland Beth Hammack merupakan satu-satunya yang tidak setuju dengan keputusan pemangkasan suku bunga, dan lebih memilih mempertahankan posisi saat ini.
Proyeksi Pemangkasan Suku Bunga 2025
The Fed juga mengisyaratkan akan cenderung mempertahankan suku bunga tetap stabil di masa mendatang, karena inflasi masih jauh di atas target bank sentral sebesar 2%.
Perekonomian AS juga masih sangat tangguh dalam menghadapi biaya pinjaman yang tinggi, sehingga memberi keyakinan The Fed untuk mempertahankan suku bunga tanpa risiko menekan ekonomi AS.
Pejabat Fed memperkirakan hanya dua kali pemangkasan suku bunga pada 2025. Jumlah tersebut lebih rendah dari perkiraan empat kali pada September 2024.
Bank Sentral AS akan memantau perkembangan inflasi pada 2025, karena beberapa data ekonomi AS cenderung mengkhawatirkan pasar dan pembuat kebijakan.
"Saat kita mempertimbangkan pemangkasan lebih lanjut, kita akan melihat perkembangan inflasi AS. Karena kita telah bergerak menyamping dalam inflasi 12 bulan," kata Ketua The Fed Jerome Powell dikutip CNBC, Kamis (19/12).
Ekonomi AS Diperkirakan Tumbuh Lebih Baik
Bank Sentral juga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi yang sedikit lebih kuat, pengangguran yang sedikit lebih rendah, dan inflasi pada 2025 akan lebih tinggi dari yang mereka perkirakan sebelumnya.
Proyeksi secara keseluruhan menunjukkan pejabat Fed memperkirakan ekonomi AS tahun depan akan membaik, tanpa resesi yang terlihat. Mereka memperkirakan inflasi akan mencapai target dalam jangka waktu yang lebih lama dari perkiraan sebelumnya, tidak akan menyentuh 2% hingga 2027.
Beberapa investor optimistis prospek pertumbuhan yang kuat tahun depan, yang dapat terwujud dari kebijakan Presiden terpilih Donald Trump. Pemerintahan yang baru berjanji untuk memperpanjang pemotongan pajak tahun 2017 dan mengurangi regulasi — kebijakan yang siap untuk meningkatkan pertumbuhan jika diberlakukan.
Akan tetapi, ancaman kebijakan tarif besar-besaran terhadap barang-barang yang berasal dari Meksiko, Kanada, dan Cina dapat memukul pertumbuhan ekonomi, karena tarif tinggi yang diterapkan Trump secara luas diperkirakan akan memicu inflasi.
Powell menilai, ada banyak orang melakukan pendekatan berbeda. Namun, beberapa orang mengidentifikasikan ketidakpastian kebijakan sebagai salah satu alasan untuk mengabaikan lebih banyak ketidakpastian inflasi.
Dia turut merepons soal kebijakan tarif yang diusulkan Trump, dengan mengatakan masih terlalu dini untuk mendapatkan jawaban yang pasti mengenai dampaknya terhadap inflasi.