Perusahaan riset Nielsen dan The Conference Board® GlobalConsumer Confidence™ Survey merilis hasil studi yang menunjukkan bahwa Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia relatif stabil di angka 125 pada kuartal pertama 2019 dibanding kuartal empat 2018. Angka ini menempatkan Indonesia di peringkat keempat negara paling optimistis di dunia.
Menurut Nielsen, IKK dipengaruhi oleh tiga indikator yang dihitung selama 12 bulan ke depan, yakni optimisme konsumen terhadap prospek lapangan kerja lokal, keadaan keuangan pribadi, dan keinginan untuk berbelanja.
“Untuk Indonesia, dua indikator mengalami peningkatan pada kuartal ini,” kata Managing Director Nielsen Indonesia Agus Nurudin melalui siaran resminya, Senin (4/6/2019). Kedua indikator tersebut adalah prospek lapangan kerja lokal dan keadaan keuangan pribadi.
(Baca: Nielsen: Masyarakat Semakin Percaya Ada Krisis di Semester I 2018)
Berdasarkan riset mereka, optimisme terhadap prospek lapangan kerja lokal meningkat dari 68 % di kuartal empat 2018 menjadi 72 % di kuartal pertama 2019. Selanjutnya, 83 % konsumen memiliki persepsi positif mengenai keadaan keuangan pribadi mereka, meningkat dari 79 % di kuartal sebelumnya.
Sementara itu, lebih dari setengah konsumen (56 %) menyatakan bahwa waktu 12 bulan ke depan adalah waktu yang baik untuk berbelanja barang-barang yang mereka inginkan dan butuhkan. Namun, untuk indikator terakhir ini ada penurunan persentase dari sebelumnya 63 % di kuartal terakhir 2018.
Secara global, Nielsen melihat IKK stabil dengan penurunan hanya sebesar satu poin, dari 107 pada kuartal empat 2018 menjadi 106 pada kuartal satu 2019. “Konsumen cenderung mempertahankan belanja, namun lebih berhati-hati di tengah kondisi ekonomi global yang melambat,” ujar Agus.
(Baca: Nielsen: Iklan Politik Mendominasi Belanja Iklan di Kuartal I 2019)
Berdasarkan hasil riset tersebut, Nielsen mencatat ada 10 negara teroptimistis pada kuartal pertama kemarin, yakni Filipina (133), India (132), Vietnam (129), dan Indonesia (125). Lalu, Denmark di level 119, Malaysia (115), Cina (115), Uni Emirat Arab (113), Arab Saudi (112), dan Thailand (111).
Menurut Agus, sentimen positif konsumen Indonesia akan stabilitas ekonomi membaik secara signifikan, di mana pada kuartal pertama 2019 hanya 51 % konsumen online Indonesia berpendapat bahwa negara sedang berada dalam keadaan resesi ekonomi. Kepercayaan masyarakat terhadap krisis dan resesi itu menurun dibanding kuartal empat 2018 yang tercatat 57 % dan 61 % di kuartal tiga 2018.
Menabung dan Investasi Jadi Pilihan Utama
Sejalan dengan meningkatnya keyakinan konsumen, Nielsen juga mencatat bahwa menabung dan berinvestasi masih menjadi pilihan utama konsumen dalam mengalokasikan sisa dana mereka setelah memenuhi kebutuhan hidup yang utama. Pada kuartal I 2019, tercatat 66 % konsumen memilih untuk mengalokasikan dana cadangan mereka untuk menabung. Sedangkan, 47 % memilih untuk menggunakannya untuk berlibur, dan 44 % memilih berinvestasi di saham atau reksadana.
Terkait penghematan pengeluaran rumah tangga, 43 % konsumen akan mengurangi belanja baju baru serta menunda mengganti perangkat teknologi baru seperti PC, mobile dan lainnya. Sementara itu, 41 % konsumen memilih mengurangi hiburan di luar rumah.
Pada kuartal I 2019, 34% konsumen menyatakan kekhawatiran mereka akan stabilitas politik, meningkat jauh dari 24 % pada kuartal IV 2018. Kekhawatiran akan keadaan ekonomi pun menjadi kekhawatiran terbesar berikutnya bagi 31% konsumen Indonesia.
Menurut Agus, meningkatnya kekhawatiran konsumen akan stabilitas politik di kuartal I 2019 juga mempengaruhi keinginan konsumen untuk berbelanja. “Khususnya saat menjelang pemilu, konsumen mengantisipasi situasi, antara lain dengan lebih berhati-hati dalam membelanjakan uang mereka,” ujar Agus.
Sementara itu, 17 % konsumen Indonesia menyatakan kekhawatiran akan toleransi antar umat beragama dan 16 % merasa khawatir mengenai keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan (16%). Kemudian, 12 % merasa khawatir mengenai kriminalitas (12%) yang baru muncul pada kuartal pertama 2019.
(Baca: Riset Nielsen: Rating Tertinggi Debat Pilpres saat Jokowi vs Prabowo)
Riset ini dilakukan pada Januari 2019 dengan lebih dari 32 ribu konsumen online sebagai responden yang tersebar di 64 negara di seluruh Asia-Pasifik, Eropa, Amerika Latin, Tengah Timur/Afrika, dan Amerika Utara.
Sampel penelitian termasuk pengguna internet yang setuju untuk berpartisipasi dalam riset ini dan memiliki kuota berdasarkan usia dan jenis kelamin untuk setiap negara. Oleh karena itu, responden tersebut dianggap sebagai perwakilan konsumen internet berdasarkan masing-masing negara.
Menurut Nielsen, sampel risetnya didasarkan pada responden yang setuju untuk berpartisipasi, sehingga tidak menutup kemungkinan akan ada perkiraan kesalahan pada sampling teoritis yang dapat dihitung. Meski demikian, sampel probabilitas ukuran setara memiliki margin kesalahan ± 0,6 % di tingkat global.