Ancaman Resesi AS, BI Lihat Peluang Aliran Masuk Dana Asing

Arief Kamaludin|KATADATA
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara mengatakan, ancaman resesi AS dapat mendorong aliran masuk dana asing.
Penulis: Rizky Alika
Editor: Sorta Tobing
27/3/2019, 18.31 WIB

Ancaman resesi Amerika Serikat (AS) mulai timbul setelah adanya fenomena kurva imbal hasil terbalik (yield inverterd curve). Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara mengatakan, ancaman resesi itu dapat mendorong aliran masuk dana asing.

Hal tersebut memicu bank sentral AS, The Fed untuk menahan suku bunga acuan AS sepanjang 2019. Hal ini akan memicu investor beralih ke negara berkembang. "Defisit transaksi berjalan akan terbantu karena portfolio akan kembali masuk ke Indonesia," kata dia di kantornya, Jakarta, Rabu (27/3).

Gejolak global yang perlu diwaspadai, menurut dia, perlambatan ekonomi Tiongkok. Dampaknya terhadap Indonesia akan lebih besar, terutama pada neraca pembayaran.

Pertumbuhan ekonomi Tiongkok tahun ini hanya 6,3% atau melambat dibandingkan 2018 yang mencapai 6,6%. Menurut Mirza, neraca dagang akan terganggu karena Negeri Tirai Bambu itu merupakan mitra dagang utama Indonesia.

(Baca: Gubernur BI Sebut Ekonomi Dunia Sejak Tahun Lalu Tak Ramah ke RI)

Selain itu, BI juga mewaspadai perlambatan harga komoditas karena akan menjadi tantangan dalam menggenjot ekspor Indonesia. Saat ini pemerintah masih bergantung pada komoditas berbasis alam seperti minyak sawit, karet, kopi, kakao, teh, udang, serta kayu gergaji.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika