BI dan The Fed Tahan Bunga Acuan, IHSG Ditutup Naik 0,29%
Bursa Efek Indonesia (BEI) menutup perdagangan saham Kamis (21/3) sore dengan indeks harga saham gabungan (IHSG) naik 0,29% ke posisi 6.501,78. Dibuka naik 0,26% ke posisi 6.499,27, IHSG nyaman bergerak di zona hijau hingga penutupan perdagangan. IHSG bergerak di kisaran 6.484,31 hingga 6.515,78.
Kinerja positif IHSG hari ini ditopang oleh optimisme pasar setelah Bank Indonesia (BI) dan Federal Reserve (the Fed) mempertahankan suku bunga acuannya. The Fed mempertahankan Fed Fund Rate (FFR) di kisaran 2,25-2,5%, sedangkan BI mempertahankan BI 7 Days Reverse Repo Rate di level 6%.
Ditahannya suku bunga acuan juga turut membuat kinerja nilai tukar Rupiah mengalami penguatan terhadap seluruh mata uang utama dunia. Terhadap dolar Amerika Serikat (AS) rupiah berada pada level Rp 14.140 per dolar, menguat 45 poin atau 0,32%.
Transaksi saham di BEI sepanjang hari ini tercatat senilai Rp 8,75 triliun dengan jumlah saham yang diperdagangkan investor mencapai 15,25 miliar saham. Sebanyak 193 saham bergerak positif, 195 saham negatif, dan 144 saham lainnya stagnan.
(Baca: Ekonomi Global Melambat, BI Pertahankan Suku Bunga Acuan )
Beberapa saham yang berkontribusi signifikan mendorong IHSG ke jalur hijau di antaranya PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk. (INTP) yang harganya melesat naik 6,79%, kemudian PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) yang naik 3,63%, PT Semen Indonesia Tbk. (SMGR) naik 5,18%, PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) naik 1,6%, serta PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) naik 4,23%.
Beberapa saham bank juga masuk dalam 10 besar saham yang berkontribusi paling besar dalam mendorong kinerja IHSG seperti PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) naik 0,67%, PT Bank Danamon Tbk. (BDMN) 1,78%, serta PT Bank TAbungan Negara Tbk. (BBTN) naik 5,44%.
Namun secara sektoral, saham-saham di sektor industri dasar dan properti naik paling tinggi. Sektor industri dasar melesat 2,45%, dan properti naik 1,31%. Lainnya adalah sektor manufaktur naik 0,46%, serta keuangan naik 0,23%.
Dana asing terpantau mengalir keluar dari pasar saham domestik. Investor asing sebenarnya membukukan pembelian bersih saham di pasar reguler sebesar Rp 72,26 miliar. Namun di pasar negosiasi/tunai, mereka banyak melepas sahamnya hingga Rp 162,02 miliar.
Sejalan dengan indeks sektor properti yang melesat tinggi, saham PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) menjadi saham yang paling diburu investor asing sepanjang hari ini. Saham CTRA diborong senilai Rp 56,8 miliar. Selain CTRA, saham PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) diborong senilai Rp 39,3 miliar, saham BBNI Rp 39,1 miliar, serta saham BMRI Rp 27,8 miliar.
(Baca: The Fed Tahan Bunga Acuan, IHSG dan Bursa Asia Kompak Meningkat)
Investor asing juga terpantau melepas beberapa saham seperti PT Astra International Tbk. (ASII) senilai Rp 79,3 miliar seiring dengan melemahnya penjualan otomotif pada periode Februari 2019. Kemudian saham BBCA Rp 73,9 miliar, saham BBRI Rp 58,5 miliar, dan saham PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) Rp 53,5 miliar.
Sementara itu bursa saham di kawasan Asia lainnya mayoritas ditutup lebih tinggi. Indeks PSEi naik paling tinggi 1,23%, disusul Kospi 0,36%, Shanghai 0,35%, dan Strait Times 0,19%. Sedangkan indeks KLCI terkoreksi paling dalam 1,22% diikuti Hang Seng yang turun 0,85%.