Gubernur BI Sebut Suku Bunga Acuan 6% Hampir Mencapai Puncaknya

Arief Kamaludin|Katadata
16/1/2019, 21.13 WIB

Mantan Gubernur bank sentral AS, Janet Yellen, juga melihat kemungkinan kenaikan bunga acuan AS pada Desember tahun lalu sebagai yang terakhir dalam siklus ini, bila ekonomi global memang menunjukkan perlambatan yang memengaruhi ekonomi AS.

(Baca: Naik atau Turunnya Bunga AS Dinilai Bakal Mengancam Ekonomi Indonesia)

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bila lingkungan global sudah relatif lebih baik atau tidak ada kenaikan bunga acuan global yang tajam, hal itu akan memberikan dampak positif ke dalam negeri. "Namun kami tetap waspada. Seperti tahun 2018, kewaspadaan itu penting," ujarnya.

Adapun, sepanjang tahun 2018, BI mengerek bunga acuannya sebanyak 175 basis poin menjadi 6%. Kenaikan tersebut dilakukan guna menjaga selisih antara bunga acuan dalam negeri dengan bunga acuan AS. Dengan demikian, aliran masuk dana asing tetap terjaga.

Selain itu, kenaikan bunga acuan dilakukan guna menekan defisit transaksi berjalan. Sebab, defisit transaksi berjalan sempat membengkak hingga 3,37% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Halaman: