Menko Darmin "Pede" Bauran Kebijakan Ampuh Perkuat Rupiah

Katadata | Arief Kamaludin
Penulis: Rizky Alika
5/9/2018, 18.31 WIB

Pemerintah dalam hal ini Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian meyakini, pada waktu mendatang tekanan terhadap rupiah akan mereda.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution optimistis bauran kebijakan yang dikeluarkan pemerintah mampu menguatkan rupiah, salah satunya melalui pewajiban mencampur biodiesel 20% (B20).

"Kami percaya, hari-hari ini kurs bisa lebih tenang dibanding kemarin-kemarin. Karena kami memang melakukan langkah-langkah (stabilisasi rupiah)," kata dia, di Jakarta, Rabu (5/9).

(Baca juga: BI Kuat Intervensi Valas, Volatilitas Rupiah Terjaga)

Namun Darmin mengakui, efek positif dari B20 tetap butuh waktu. Yang pasti, implementasi program ini ditujukan untuk mengikis volume impor bahan bakar minyak (BBM) terutama solar. Penghematan dari berkurangnya impor BBM diprakirakan mencapai US$ 2,3 miliar.

Melengkapi kebijakan tersebut, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga menambah kuota ekspor batu bara. Apabila dua program ini berjalan sesuai rencana maka defisit neraca perdagangan diyakini bakal berkurang.

(Baca juga: Freeport dan PLN Diberi Kelonggaran Sementara untuk Tak Gunakan B20)

Selain itu, imbuh Darmin, pemerintah memaksimalkan sistem layanan perizinan usaha terintegrasi secara elektronik (Online Single Submission / OSS). Guna menambah daya tarik Indonesia di mata investor, pemerintah mengeluarkan insentif fiskal berupa tax holiday, tax allowance, dan mini tax holiday.

Bauran kebijakan ini diharapkan ampuh memperbaiki neraca perdagangan sekaligus menekan defisit transaksi berjalan ke level 2,6% - 2,7% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), posisi sekarang 3%.

Pada sisi lain, pemerintah juga berusaha menggenjot sektor pariwisata. Fasilitas penginapan, restoran, dan infrastruktur transportasi ditingkatkan serta memaksimalkan kredit usaha rakyat (KUR).

(Baca juga: Peraturan Soal KUR Pariwisata Berlaku Efektif Agustus)

Darmin mengakui, sentimen global memang lebih cepat berefek kepada kurs rupiah dibandingkan dengan upaya stabilisasi yang dilakukan pemerintah. Tapi pemerintah percaya diri langkah-langkah yang ditempuhnya mampu memperbaiki perekonomian domestik.