BI Sebut Inflasi Inti Rendah Tak Cerminkan Lemahnya Daya Beli

Arief Kamaludin|KATADATA
Editor: Yuliawati
5/9/2017, 13.08 WIB

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menyatakan rendahnya inflasi inti pada Agustus 2017 bukan merupakan cerminan dari pelemahan daya beli masyarakat.  Agus menyebut rendahnya inflasi inti merupakan hasil dari pengendalian harga oleh sejumlah pihak termasuk BI.

Sedangkan rendahnya daya beli yang dicerminkan konsumsi lantaran pergeseran pola konsumsi masyarakat dari kuartal II ke kuartal III tahun ini. Oleh sebab itu dirinya berharap akan ada perbaikan pada semester II 2017 ini.

"Kalau terkait konsumsi kita memang ada pergeseran ke kuartal III," kata Agus ditemui di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (5/9). (Baca: Pemerintah Perlu Waspada, Inflasi Inti Agustus Terendah dalam 14 Tahun)

Agus mengatakan inflasi yang sangat rendah bahkan menjurus deflasi disebabkan beberapa hal seperti biaya transportasi udara yang turun hingga harga pangan yang terjaga rendah. Sedangkan komponen pembentuk inflasi di antaranya biaya pendidikan.

"Tapi secara umum deflasi karena terkoreksinya harga setelah masa Ramadhan dan Lebaran," kata Agus. (Baca juga: Konsumsi Masyarakat Tertahan, Laju Ekonomi Diprediksi Maksimal 5,05%)

Oleh sebab itu dirinya bersama pemerintah akan terus menjaga inflasi terutama pada bulan September hingga Desember. Ini agar angka inflasi tahunan bisa mencapai sasaran yakni sebesar 4% pada akhir 2017 ini.
"Kalau terjaga maka inflasi bisa berada di angka itu," kata Agus.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan terjadi inflasi negatif atau deflasi sebesar 0,07% pada Agustus ini. Deflasi ini merupakan yang kedua tahun ini, sebelumnya terjadi deflasi 0,02% pada Maret lalu.

Kepala Analis BTN Winang Budoyo menjelaskan, inflasi inti meningkat sejak 2009 seiring dengan lonjakan harga komoditas (commodity boom) yang mendorong daya beli masyarakat. Setelah itu, inflasi inti stabil sepanjang 2015.

(Baca juga: Agustus Deflasi, BPS: Ini Prestasi Pemerintah Menjaga Harga)

Winang menyebut inflasi inti pada Agustus 2017 merupakan yang terendah dibanding Agustus dalam 14 tahun terakhir. Dia mengatakan, hal ini perlu mendapat perhatian lantaran sedikit banyak menunjukkan daya beli masyarakat (real demand).

"Bila hal ini dibiarkan lebih lama maka daya beli masyarakat akan semakin merosot dan upaya pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui konsumsi rumah tangga menjadi tidak ada hasilnya,” demikian tertulis dalam kajian Winang.

Reporter: Ameidyo Daud Nasution