Sri Mulyani Revisi APBN 2017, Ekonom Dukung Pelebaran Defisit

Arief Kamaludin|KATADATA
13/7/2017, 19.16 WIB
Tabel Asumsi Makro RAPBN-P 2017 (Katadata)

Menurut David, Indonesia bahkan memiliki ruang untuk lebih memperlebar defisit anggaran dari maksimal 3 persen menjadi 3-4 persen. Batasan defisit yang sebesar 3 persen dinilai membatasi langkah pemerintah untuk melakukan kebijakan countercyclical alias kebijakan untuk membalikkan siklus ekonomi yang tengah menurun.

Batasan defisit saat ini juga membuat belanja produktif pemerintah terbatas, misalnya untuk pembangunan infrastruktur. Padahal, belanja ini bisa meningkatkan daya saing Indonesia dan menarik investasi.

“Disiplin fiskal harus tetap, tapi perlu semacam formulasi (untuk menentukan batas defisit anggaran), negara-negara emerging market (ekonomi berkembang) perlu lebih fleksibel,” kata dia.

Ia pun menambahkan, batas atas defisit anggaran yang sebesar 3 persen itu tidak diterapkan di negara lain, kecuali negara-negara Eropa yang ingin menyatukan ekonomi. “Tapi kenyataanya banyak juga (negara Eropa) yang lebih dari 5 persen,” ucap David.

Menurut dia, defisit anggaran Indonesia bahkan lebih rendah dibanding negara-negara ekonomi berkembang lainnya. “Dibanding emerging market kita rendah, dibanding Malaysia, Thailand, India bahkan defisit dan rasio utang tinggi,” ucapnya.

Halaman: