Gaji PNS Sedot Uang Negara, Sri Mulyani: Sudah Layani Masyarakat?

ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana
Menteri Keuangan Sri Mulyani berfoto wefie bersama mahasiswa saat memberikan kuliah umum di Universitas Udayana, Bali, Jumat (20/1/2017).
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Yura Syahrul
10/5/2017, 20.36 WIB

Kedua, meningkatkan penggunaan teknologi dalam model bisnis birokrasi. Kehadiran teknologi dalam struktur kerja akan meningkatkan efisiensi, kecepatan, dan keakuratan pegawai dalam melayani masyarakat.

Sri Mulyani mencontohkan, di Kementerian Keuangan yang mengelola laporan keuangan dari sekitar 26 ribu satuan kerja di Kementerian dan Lembaga (K/L). Laporan ini dulunya harus diawasi oleh 181 Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) dengan staf yang berjumlah 500 orang.

Setelah menggunakan  Modul Penerimaan Negara (MPM) yang berbasis teknologi, maka staf berkurang menjadi hanya 25 orang dengan satu KPPN.

Program serupa juga diterapkan dalam pembayaran pajak dengan menggunakan e-filling. Jumlah orang lebih sedikit, akurasi dan kecepatan lebih baik kalau seluruh kinerja birokrasi melakukan procurement, e-bugdeting, dan e-catalog. Bagi masyarakat, pemanfaatan teknologi juga mempermudah melakukan pengecekan atau evaluasi birokrasi.

Ketiga, bersaing untuk meningkatkan pelayanan masyarakat sehingga diperlukan ide dan inovasi dari tiap-tiap daerah. Ia mencontohkan, salah satu kementerian yang menerapkan e-catalog dalam proses tender (bidding), yang bisa menurunkan anggaran dari yang sudah diproyeksikan.

Misalnya, biaya pembangunan proyek x sebesar Rp 200 miliar, yang setelah melalui proses tender hanya Rp 150 miliar. Sisanya bisa dimanfaatkan kembali oleh kementerian yang bersangkutan untuk kegiatan produktif.

Di sisi lain, Sri Mulyani mengimbau kepada seluruh PNS agar saling belajar satu sama lain untuk melihat inovasi atau ide yang sudah dijalankan oleh K/L atau daerah lain. Tujuannya agar berhasil meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

Menurut dia, berkumpul dan mengikuti pertemuan seperti ini jangan hanya menghabiskan biaya perjalanan, karena menambah belanja barang. “Kalau kumpul tidak ada gunanya, merugikan negara dua kali, karena uang belanja hilang dan habiskan waktu bekerja. Jangan buat uang negara sia-sia. Gunakan setiap jam kumpul di sini untuk saling belajar, lihat inovasi, saling berlomba untuk kebaikan," kata Sri Mulyani.

Halaman: