Pemerintah membidik dana investasi mencapai Rp 5.038 triliun pada 2018. Dari jumlah tersebut, hanya sebesar Rp 429 triliun yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Ini artinya, sebanyak Rp 4.609 triliun berasal dari sumber lain.
"APBN hanya mampu membiayai 8,5 persennya saja. Sisanya atau 91,5 persen itu dari luar APBN," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat (Rakorbangpus) di Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN), Jakarta, Selasa (11/4).
Sumber pendanaan lain yang dimaksud Sri Mulyani yakni perbankan, pasar modal, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), pelaku usaha swasta, Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Maka dari itu, berbagai kebijakan harus ditujukan untuk mendorong minat investasi, termasuk Paket Kebijakan yang didorong untuk mengurangi beban dunia usaha.
"Investasi harus dipacu, makanya ada paket kebijakan untuk kurangi beban dunia usaha agar punya confident menggunakan dananya untuk investasi. Kami juga harus buat suasana investasi kami positif, sehingga dari dalam atau luar negeri bisa jadi sumber pertumbuhan ekonomi," ujar dia. (Baca juga: Tak Bisa Lagi Cabut Perda, Jokowi Tetap Dorong Deregulasi)
Tahun ini, dengan berbagai kebijakan yang ada, kredit bank untuk modal kerja ditarget tumbuh 11 persen atau naik dari tahun lalu yang sebesar 7 persen. Sementara itu, kredit investasi ditarget tumbuh 13 persen, dari tahun sebelumnya 8,6 persen. Adapun, tahun depan, kredit modal kerja dan investasi ditarget tumbuh 13 persen dan 15 persen.
Di sisi lain, PMA dan PMDN dibidik untuk tumbuh 20 persen tahun ini dan 21 persen tahun depan. Sedangkan di pasar modal, penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham ditarget tumbuh 10 persen tahun ini dan 15 persen tahun depan. (Baca juga: BKPM: Sektor Maritim Bakal Dominasi Investasi Nasional)
Sementara itu, penerbitan saham baru (right issue) dibidik meningkat 18 persen tahun ini dan 20 persen tahun depan. Adapun, untuk penerbitan surat utang (obligasi) korporasi ditarget tumbuh sekurang-kurangnya 25 persen setiap tahun. (Baca juga: Terpengaruh NPL, Penerbitan Obligasi Korporasi Melonjak 62 Persen)
Investasi juga diharapkan datang dari perusahaan-perusahaan pelat merah. Maka dari itu, sepanjang dua tahun ini BUMN diharuskan menghasilkan laba bersih sehingga tidak boleh ada yang merugi. BUMN juga harus memperkuat setoran dividen dari anak usahanya. Adapun, belanja modal-nya (capital expenditure/capex) dibidik tumbuh 28 persen tahun ini dan 20 persen tahun depan.