Suhu Politik Turun, Jokowi Siap Kembali Sosialisasi Tax Amnesty

Kris | Biro Pers Sekretariat Kepresidenan
24/11/2016, 15.43 WIB

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui dinamika politik di dalam negeri sempat memanas akibat pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI Jakarta. Namun, kini, suhu politik mulai mereda sehingga Presiden bisa kembali menyelesaikan berbagai persoalan ekonomi, salah satunya menyukseskan program pengampunan pajak (tax amnesty).

Jokowi meminta agar masyarakat dan para pelaku usaha tetap memelihara optimisme di tengah kondisi yang kurang mendukung saat ini. "Saya hanya ingin menyampaikan satu kata sebetulnya, yaitu optimisme. Jangan sampai kita kehilangan satu itu," katanya di hadapan ratusan pemimpin perusahaan dalam acara CEO Forum di Jakarta, Kamis (24/11).

Tantangan itu tidak hanya berasal dari luar negeri, lantaran perlambatan ekonomi global dan perubahan kebijakan politik Amerika Serikat (AS) setelah terpilihnya presiden baru, Donald Trump. Di dalam negeri, pemerintah juga menghadapi kondisi politik yang menghangat, terutama menjelang Pilkada Jakarta.

(Baca: Tax Amnesty dari Bursa Minim, Sri Mulyani Minta Periksa SPT)

Karena itulah, Jokowi harus meluangkan waktu untuk menyelesaikan persoalan tersebut dan menurunkan suhu politik Tanah Air. Salah satu caranya adalah menemui para tokoh politik, ulama dan pemimpin umat, serta aparat keamanan. "Kalau dua atau tiga minggu lalu saya masih naik kuda karena dinamika politik yang memanas," katanya merujuk kepada pertemuannya dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada akhir Oktober lalu.

Namun, saat ini, Jokowi menilai kondisinya sudah mulai mereda sehingga dia dapat kembali berkonsentrasi menyelasaikan masalah-masalah ekonomi. Salah satunya adalah program pengampunan pajak. "Keberhasilan tax amnesty agak ketutup dalam dua atau tiga minggu belakangan ini," katanya.

Padahal, Jokowi semula berencana akan kembali melakukan sosialisasi kebijakan tersebut pada pekan kedua November ini. "Saya akan panasi agar minggu kedua atau ketiga Desember sudah panas (yang ikut tax amnesty)," katanya. (Baca: Ditjen Pajak Prediksi Tebusan Tax Amnesty Periode II Lebih Kecil)

Ia melihat kecenderungan masyarakat mengikuti program tax amnesty pada akhir periode. Hal ini mengacu pada periode pertama program tersebut pada September lalu. Jadi, Presiden memperkirakan, peserta program pengampunan pajak periode II ini baru akan meningkat pada akhir Desember nanti.

Salah satu yang didorong untuk mengikuti tax amnesty pada periode ini adalah beberapa wajib pajak yang belum mengikuti periode pertama dan pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM). "Kita harap ada kejutan seperti periode pertama," ujar Jokowi. Selain itu, dia melihat potensi kembalinya dana ke dalam negeri (repatriasi) melalui program tersebut masih cukup besar.

Besarnya arus uang yang masuk dari program tax amnesty ini berdampak terutama terhadap peningkatan cadangan devisa. Jokowi mengatakan, pada awal tahun ini cadangan devisa yang tercatat di Bank Indonesia mencapai US$ 100 miliar. Sedangkan data terakhir menunjukkan cadangan devisa sekitar US$ 115 miliar. "Tax amnesty kita telah menjadi yang tersukses di dunia."

(Baca: Djarum Diduga Repatriasi Aset Lewat Saham BCA Rp 177 Triliun)

Di tempat yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan keinginan Jokowi kembali turun untuk sosialisasi program pengampunan pajak tersebut masuk akal. Sebab, masih banyak wajib pajak potensial untuk mengikuti program itu.

Ia mencontohkan di DKI Jakarta saja baru 7,4 persen dari wajib pajak pemilik Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) yang sudah mengikuti tax amnesty. "Non DKI bahkan masih kurang dari dua persen," kata Sri Mulyani.