Darmin Lihat Kebijakan Proteksionisme Trump Retorika Belaka

Arief Kamaludin|KATADATA
11/11/2016, 09.21 WIB

Darmin mengakui proyeksi-proyeksi ini belum memperhitungkan dampak kepemimpinan Donald Trump di AS. Namun, ia memang tak melihat kepemimpinan Trump sebagai ancaman. Pernyataan-pernyataan Trump pada masa kampanye dianggap hanya retorika belaka untuk menarik perhatian pemilih. Seperti diketahui, dalam berbagai kesempatan, Trump kerap mempromosikan kebijakan-kebijakan yang sifatnya proteksionis. Hal tersebut menimbulkan kekhawatiran pasar.

“Secara detail belum mempertimbangkan itu (kepemimpinan Trump),” kata Darmin. Tapi, proyeksi itu sudah mengacu pada data-data ekonomi beberapa tahun terakhir. (Baca juga: Kebijakan Ekonomi Trump: Proteksionisme, Pemangkasan Pajak, Keuangan)

Ia berpendapat proyeksinya tersebut bisa tercapai jika disokong oleh sejumlah kebijakan ekonomi, khususnya yang mendorong investasi. Misalnya, melanjutkan deregulasi peraturan-peraturan yang menghambat investasi serta mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM). Kebijakan tersebut dianggap penting sebab di tengah rendahnya penerimaan negara, kemampuan fiskal pemerintah terbatas dalam mendorong ekonomi. (Baca juga: Kejar Target Penerimaan 2017, Pemerintah Dorong Kepatuhan Pajak)

Sementara itu, Kepala Ekonom Bank Mandiri Anton Gunawan memperkirakan ekonomi hanya tumbuh 5,1 persen di tahun depan. Hal tersebut seiring dengan perdagangan dan perekonomian global yang diperkirakan masih akan lemah hingga tahun depan. Di sisi lain, investasi diperkirakan belum akan membaik karena permintaan masih rendah. 

Ia pun mengaku terkejut dengan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut pertumbuhan ekonomi sebesar 5,02 persen di kuartal III lalu. Padahal, konsumsi pemerintah dan investasi menurun.

Ia menduga BPS memasukkan indikator seperti tax minus subsidi core production, sehingga produksi tercatat tumbuh 0,88 persen. “Jadi ada komponen yang tidak terkait dengan usaha di sektor-sektor bersangkutan. Kalau dikurangi itu, (pertumbuhan ekonomi) jadinya hanya 4 koma sekian persen. Demand masih lemah,” kata dia.

Halaman: