Inflasi Terkendali, Penduduk Miskin Perkotaan Turun-Desa Naik

Donang Wahyu|KATADATA
Kemiskinan KATADATA | Donang Wahyu
18/7/2016, 14.18 WIB

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka kemiskinan pada Maret 2016 menurun dari periode yang sama pada 2015. Maret lalu, jumlah penduduk miskin 10,86 persen, setara 28,01 juta orang, lebih rendah dari Maret 2015 mencapai 11,2 persen, sekitar 28,59 juta penduduk.

Kepala BPS Suryamin mengatakan angka inflasi yang rendah merupakan pangkal dari penurunan penduduk miskin. Sejak September 2015 hingga Maret 2016, angka inflasi hanya 1,71 persen. Sedangkan kemiskinan pada September 2015 masih mencapai 11,1 persen.

“Pengendalian inflasi ini terkait erat dengan menurunnya angka kemiskinan,” kata Suryamin di kantornya, Jakarta, Senin, 18 Juli 2016. (Baca: Inflasi Rendah Berperan Turunkan Penduduk Miskin 80 Ribu Orang).

Dia memberikan contoh paling signifikan di mana penurunan harga ayam turun empat persen sejak September 2015 hingga Maret 2016. Sedangkan angka pengangguran terbuka pada Maret 2016 menurun 0,68 persen dari Agustus 2015.

Selain itu, rata-rata upah buruh tani pada Maret naik 1,75 persen dari September 2015. Adapun upah buruh bangunan pada periode yang sama naik 1,23 persen. (Baca juga: Laju Ketimpangan Orang Kaya-Miskin Indonesia Tercepat di Asia).

Rupanya, harga beras masih menjadi penyumbang kemiskinan terbesar di desa (21,5 persen) maupun kota (29,5 persen). Sementara untuk komoditas bukan makanan, biaya perumahan merupakan komponen penyumbang kemiskinan terbesar.

“Komoditas lain yang menjadi penyumbang adalah rokok sebesar sembilan persen bagi kemiskinan di kota serta 7,9 persen kemiskinan desa,” kata Suryamin. (Lihat pula: Ketimpangan Turun, Ekonomi Masih Dikuasai 20 Persen Penduduk).

Halaman: