Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memprediksi peringkat kemudahaan usaha atau Easy of Doing Business (EODB) saat ini sudah di atas 50. Kepala BKPM Franky Sibarani mengaku optimistis bisa mengejar target ke posisi 40.
“Oktober baru disampaikan (oleh World Bank), tapi kami terus monitor. Kalau kami lihat saat ini peringkatnya sudah di atas 50,” ujar Franky di Jakarta, Senin (11/7). Pada April lalu dia sempat mengatakan berdasarkan perhitungan pemerintah peringkat kemudahan usaha Indonesia sudah di posisi 53.
Prediksi ini mengacu pada perhitungan index kemudahan usaha yang diukur World Bank pada 189 negara di dunia. Ada 10 indikator penilaian EODB. Pertama, memulai usaha (starting a business). Kedua, perizinan (dealing with construction permit). Ketiga, pendaftaran properti (registering property). Keempat, pembayaran pajak (paying taxes). Kelima, akses kredit (getting credit). (Baca: Pemerintah Terima 68 Aduan Masalah Paket Kebijakan)
Keenam, penegakan kontrak (enforcing contract). Ketujuh, akses listrik (getting electricity). Kedelapan, perdagangan lintas negara (trading across border). Kesembilan, penyelesaian kepailitan (resolving insolvency). Kesepuluh, perlindungan pada investor minoritas (protecting minority investors).
Pemerintah telah mengupayakan banyak hal untuk memperbaiki 10 indikator tersebut. Diantaranya dengan mengeluarkan 12 paket kebijakan sejak akhir tahun lalu. Franky mengatakan pemerintah juga akan terus mengawal pelaksanaan paket kebijakan ini agar sejalan dengan pelaksanaannya.
“Kebijakannya sudah, kawal sudah. Tapi kan antara implementasi dan survei harus ketemu,” ujarnya. (Baca: Pemerintah Rilis Banyak Aturan Kemudahan Berusaha)
Seperti diketahui, World Bank melakukan penilaian kemudahan usaha setiap tahunnya pada 189 negara di dunia. Penilaian ini dilakukan pada rentang waktu Maret-Juni. Finalisasi hasil akhir perhitungan penilaian ini biasanya akan dipublikasikan pada Oktober.
Pada Oktober tahun lalu, World Bank merilis peringkat Ease of Doing Business Indonesia tahun ini berada di peringkat 109 dari 189 negara di dunia. Masih jauh dibandingkan peringkat negara tetangga, seperti Malaysia yang menempati urutan 18, Thailand peringkat 48, dan Vietnam di posisi 90.
Dalam tiga bulan ke depan World Bank akan kembali merilis penilaian dan peringkat kemudahan usaha di berbagai negara. Presiden Joko Widodo menargetkan peringkat Indonesia bisa naik 69 tingkat ke posisi 40. Dia pun memerintahkan seluruh jajaran pemerintah untuk mengejar target tersebut. (Baca: Bidik Posisi 40 Kemudahan Usaha, Pemerintah Libatkan Dua Pemda)