Peran Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Semakin Besar

Arief Kamaludin|KATADATA
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Yura Syahrul
4/5/2016, 17.14 WIB

Melesunya konsumsi rumahtangga sejak tahun lalu memang sangat mempengaruhi perekonomian Indonesia. Sebab, kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi lebih dari 50 persen. Namun, kontribusi investasi yang tercermin dari Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) terhadap pertumbuhan ekonomi semakin besar pada kuartal I tahun ini.  

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi selama tiga bulan pertama tahun ini hanya 4,92 persen. Ini lebih baik dari kuartal I-2015 yang sebesar 4,73 persen, namun turun 0,23 persen kalau dibandingkan dengan kuartal IV-2015 yang sebesar 5,04 persen.

Berdasarkan pengeluaran, kontribusi konsumsi rumah tangga terhadap pertumbuhan masih yang terbesar, yakni 56,9 persen. Namun, pertumbuhannya hanya sebesar 4,94 persen. Angkanya memang lebih baik dibandingkan kuartal IV-2015 yang sebesar 4,92 persen.

Meski begitu, pertumbuhan konsumsi rumahtangga pada kuartal I, II, III, dan IV tahun lalu cenderung terus menurun, yaitu masing-masing sebesar 5,01 persen, 4,97 persen, 4,96 persen, 4,92 persen. Kondisi ini sejalan dengan perlambatan ekonomi dan melemahnya daya beli dan konsumsi masyarakat.

(Baca: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I-2016 Meleset di Bawah Target)

Di sisi lain, kontribusi PMTB terhadap pertumbuhan ekonomi semakin besar. Sekadar informasi, PMTB merupakan pengeluaran untuk barang modal sebagai investasi, seperti untuk bangunan, jalan dan bandara, serta mesin dan peralatan. Bersama konsumsi rumah tangga, PMTB adalah pembentuk produk domestik bruto (PDB) suatu negara berdasarkan pengeluaran. Komponen lainnya adalah pengeluaran konsumsi pemerintah dan lembaga nonprofit; perubahan inventori; dan aktivitas ekspor-impor.

(Baca: Survei BI: Kuartal II, Sektor Manufaktur Mulai Ekspansi Usaha)

Pada kuartal I-2016, pertumbuhan PMTB sebesar 5,57 persen. Angkanya cenderung meningkat sejak tahun lalu, yaitu 4,6 persen pada kuartal I-2015; 1,9 persen pada kuartal II-2015; 4,8 persen pada kuartal III-2015; dan 6,9 persen pada kuartal IV-2015.

Adapun kontribusi PMTB terhadap pertumbuhan ekonomi pada tiga bulan pertama tahun ini sebesar 33,16 persen. “Selama 10 tahun lalu, PMTB ini porsinya hanya 20 persen. Sekarang sudah 30-an persen,” ujar Kepala BPS Suryamin di kantornya, Jakarta, Rabu (4/5). Stabilnya pertumbuhan PMTB ini ditopang oleh peningkatan belanja modal pemerintah sebesar 158 persen dibandingkan kuartal I-2015. Apalagi, penyerapan anggarannya sudah mencapai 18,64 persen atau lebih tinggi dari periode sama tahun lalu 18,15 persen.

(Baca: Impor Meningkat, Surplus Neraca Dagang Maret Menciut)

Meski begitu, Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Suhariyanto mengungkapkan, porsi belanja modal pemerintah hanya 10 persen dari PMTB. Jadi, mayoritas bersumber dari belanja modal dan investasi sektor swasta. Hal ini menunjukkan investasi swasta pada kuartal I ini sudah meningkat.

Ia menilai, hal ini merupakan awal yang baik sehingga di kemudian hari dapat menggeser peran konsumsi rumah tangga sebagai penopang utama pertumbuhan ekonomi. Sebab, kenaikan investasi akan menyerap banyak tenaga kerja, yang dalam jangka panjang mengurangi ketimpangan perekonomian masyarakat.

“Yang perlu diperhatikan, dampak psikologisnya yaitu optimisme positif kepada pengusaha. Kalau mau bagus, (porsi) konsumsi rumah tangga turun, investasi naik,” ujarnya.

(Baca: Rekor Deflasi, Ekonom Ramal Konsumsi Rumah Tangga Akan Naik)

Ke depan, investasi sektor swasta memang diharapkan terus meningkat untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Sebab, komponen pengeluaran lainnya cenderung melempem di tengah perlambatan ekonomi domestik dan global. Buktinya, konsumsi pengeluaran pemerintah pada kuartal I-2016 hanya tumbuh 2,93 persen di tengah seretnya penerimaan negara. Sedangkan dari sisi ekspor-impor, masing-masing tumbuh negatif 3,38 persen dan 4,24 persen lantaran risiko perlambatan ekonomi global.