Tahan BI Rate, BI Pilih Turunkan GWM untuk Memacu Kredit

KATADATA
Gubernur BI Agus Martowardojo
Penulis: Yura Syahrul
17/11/2015, 18.59 WIB

(Baca: Para Ekonom Meramal BI Belum Berani Turunkan Suku Bunga Acuan)

Di tempat yang sama, Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo menaksir, penurunan GWM Primer akan menambah kapasitas penyaluran kredit perbankan hingga Rp 18 triliun. Ia menambahkan, langkah itu merupakan bentuk pelonggaran moneter lantaran BI saat ini belum dapat menurunkan BI rate. "Untuk suku bunga, belum dapat kami turunkan karena terkendala ketidakpastian," katanya.

Sementara itu, Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan penurunan GWM Primer sebesar 0,5 persen akan berdampak terhadap penurunan bunga perbankan secara tidak langsung. Pasalnya, pelonggaran batasan GWM itu bisa mengganti sumber pendanaan dana mahal perbankan. Alhasil, secara tidak langsung perbankan dapat menurunkan bunga perbankan.

(Baca: Jusuf Kalla: Sebabkan Biaya Tinggi, BI Perlu Evaluasi Bunga BI Rate)

Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla berharap agar suku bunga perbankan diturunkan. Ia berpandangan suku bunga tinggi bertujuan menahan laju inflasi merupakan teori masa lampau yang saat ini sulit diterapkan. Sebaliknya, tingkat suku bunga yang tinggi saat ini justru mempengaruhi investasi sehingga harga barang semakin naik. Ujung-ujungnya inflasi akan meningkat. Karena itu, BI harus mengevaluasi tingkat suku bunga saat ini. "Bunga ini harus turun karena bagian dari high cost, kalau biaya kita turun maka inflasi juga pasti turun," katanya.

Ekonom Universitas Indonesia, Anton Gunawan, juga berharap bank sentral mau menurunkan suku bunga acuan. Menurut dia, kalau BI rate turun sekitar 25-50 basis poin maka akan dapat membangkitkan investasi meskipun pengaruh terhadap konsumsi rumahtangga belum langsung dirasakan. “Yang penting ekonominya, dalam negeri melambat sehingga harus di-support.”

Halaman:
Reporter: Ameidyo Daud Nasution